WONOGIRI – Kualitas beras untuk warga miskin (Raskin) kembali dikeluhkan warga di empat desa di Kecamatan Giriwoyo dan Wuryantoro.
Warga mengeluh karena pada Raskin yang mereka terima banyak dijumpai bubuk putih dan berkutu. Meski demikian warga hanya pasrah dan berharap kualitas Raskin bisa ditingkatkan.
Kepala Desa Genukharjo, Kecamatan Wuryantoro, Sriyadi mengatakan kualitas Raskin untuk Februari yang diambil 19 Februari lalu dari Gudang Bulog diakui tidak sebagus bulan lalu.
“Kami menerima keluhan dari warga soal Raskin yang banyak terdapat bubuk putih dan berkutu. Saat kami hubungi orang yang biasa ngawal beras dari gudang Bulog, katanya untuk Kecamatan Wuryantoro seperti itu semua,” ujarnya, Kamis (21/2).
Hal senada juga diutarakan Kepala Desa Tawangharjo, Kecamatan Giriwoyo, Sriyanto. Warga di desanya berharap Raskin serupa di desanya diganti dengan yang lebih baik. “Warga mau tidak mau memakai beras itu karena stok beras panen lalu juga menipis. Biasanya juga dicampur beras lain,” jelasnya.
Sementara Kades Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Teguh Subroto, yang berada di wilayah timur mengatakan kualitas Raskin baik. “Kalau beras di daerah kami kualitasnya seperti biasa. Tidak ada yang berubah,” terang dia.
Terpisah, Kepala Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) III Surakarta, Edhy Rizwan mengatakan pihak Bulog siap selama 24 jam jika warga ingin mengganti dengan Raskin yang lebih baik. Ia mengakui banyaknya beras berbubuk disebabkan serangan hama sitophilus yang tahun lalu merata di wilayah Jawa Tengah (Jateng).
“Setelah kami cek tadi, Raskin yang dikeluhkan merupakan pengadaan dari Juni 2012 lalu. Sebenarnya secara kualitas beras masih layak. Sedangkan bubuk putih itu sebenarnya karena beras berdebu. Stok beras saat itu kebetulan ada hama sitophilus yang menyerang . Hama ini masuk ke beras dari gabah. Yang disasar pati beras, jadi serbuk itu akhirnya muncul,” jelas Edhy, Kamis (21/2).
Ia menambahkan, penanganan terhadap beras berdebu biasanya dilakukan dengan mem-blower beras-beras tersebut sehingga debu hilang. Sedangkan untuk pencegahan adanya hama pihaknya telah melakukan penyemprotan sebulan sekali atau lebih jika memang ditemukan adanya hama.“Disamping itu dua bulan sekali juga ada pengasapan,” imbuh Edhy. (Ahmad)