Tag: klaten

Mengaku Bukan PSK, Tetap Dirazia

KLATEN – Dua orang pekerja seks komersial (PSK), berhasil diamankan Satpol PP dalam razia pekat, Rabu(1/5). Setelah dilakukan pendataan, kedua PSK yang terjaring di sebuah pasar yang ada di Kecamatan Cawas tersebut langsung dikirim ke Panti Sosial Solo untuk mendapat pembinaan. Namun, salah satu dari keduanya bersikeras bukan PSK.

“Kedua PSK tersebut adalah Riatni(40) warga Desa Wonosongo Kecamatan Ngawen Gunung Kidul dan Sriningsih(42) warga Desa Kuncen Kecamatan Ceper,” kata Kasatpol PP, Bambang Giyanta, usai razia.

Bambang menambahkan, kedua PSK tersebut di tangkap di Pasar Gombang Kecamatan Cawas. Keduanya sempat lari dan bersembunyi di dalam warung untuk menghindari petugas. Namun berkat kejelian petugas, keduanya berhasil ditangkap dan dibawa untuk di data dan dibina.

“Keduanya sempat mengelabuhi petugas dengan menyaru sebagai penjual dan pembeli disebuah warung. Sedangkan beberapa PSK lainnya berhasil melarikan diri,” imbuh Bambang.

Selain di Pasar Gombang Kecamatan Cawas, lanjut Bambang, petugas juga merazia beberapa lokasi yang disinyalir kerap digunakan PSK untuk mangkal. Antara lain, bekas lokalisasi Tegasl Binangun Desa Karanganom Klaten Utara, Hotel Kendedes Delanggu, dan terminal Penggung Kecamatan Ceper.

“Akan tetapi, dari tempat-tempat tersebut tidak didapati adanya PSK sama sekali,” urai Bambang.

Sementara itu, Sriningsih mengaku bukan sebagai PSK. Dengan wajah biasa yang tidak menunjukkan rasa bersalah dan ketakutan, Sriningsih mengaku berada di tempat tersebut untuk menjemput kakaknya yang sedang berbelanja.

“Saya sedang makan, dan tiba-tiba ditangkap Satpol PP. Saya bukan PSK, saya orang baik-baik,” papar Sriningsih.

Usai dilakukan pendataan, kedua PSK tersebut kemudian dibawa ke Panti Sosial Solo untuk mendapatkan pembinaan. Diharapkan, setelah keluar dari panti Sosial, keduanya bisa menjalani hidup normal dengan berbekal keahlian yang diberikan.(indra)

Putus Cinta, Pemuda Gantung Diri

KLATEN – Seorang pemuda asal Dukuh Dukuh Desa Keputran Kecamatan Kemalang, Prasetyo Budi Utomo (28), ditemukan keluarganya tewas gantung diri di kayu atap dapur rumahnya. Diduga kuat, korban bunuh diri karena depresi putus cinta.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh adiknya, Rahma(22). Ketika itu, sekitar pukul 18.30 Wib, saksi yang hendak ke dapur dibuat curiga dengan bayangan benda tergantung. Penasaran, saksi kemudian melakukan pengecekan.

Dan betapa kagetnya saksi, saat diperiksa ternyata bayangan tersebut berasal dari tubuh kakaknya sudah meninggal gantung diri. Spontan saksi berteriak meminta pertolongan warga yang langsung diteruskan ke polisi.

Petugas yang datang ke lokasi kejadian langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi. Tak ingin kecolongan, petugas juga mendatangkan dokter dari Puskesmas setempat untuk melakukan visum terhadap korban. Hasilnya, petugas tidak menemukan adanya hal mencurigakan ataupun tanda penganiayaan.

Sementara dari keterangan beberapa saksi, diduga kuat korban nekat bunuh diri karena masalah cinta. Hal tersebut semakin meyakinkan petugas, kematian korban murni bunuh diri. Camat Kemalang, Bambang Harjoko MM saat dikonfirmasi membenarkan ada kejadian itu.(indra)

Pasca Pilkades Kejaksaan Banjir Laporan

KLATEN- Usai pelaksanaan pilkades 11 April 2013, Kejaksaan Negeri(Kejari) Klaten mendapat banyak laporan dugaan penyimpangan dana APBDes. Diduga kuat, laporan tersebut disampaikan oleh pendukung calon kepala desa (cakades)  yang tidak puas dengan hasil pilkades.
Kasi Intel Kejari Klaten Surono mengatakan, ada tiga desa yang dilaporkan sebelum pelaksanaan Pilkades. Yaitu Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu; Desa Troketon Kecamatan Pedan dan Desa Jiwan Kecamatan Karangnongko.
“Pasca Pilkades ada dua desa yang dilaporkan. Yakni Desa Troso, Kecamatan arangnongko dan Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo,” katanya.
Laporan tersebut, imbuh Surono, sudah ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme hukum yang ada. Untuk kasus dugaan penyimpangan di Desa Jiwan dan Troketon sudah masuk tahap penyidikan. Sedangkan di tiga desa masih tahap awal pengumpulan data.
“Dari data yang kami pelajari, pelaporan yang dilakukan masyarakat berasal dari desa yang menyelenggarakan pilkades. Meski demikian, kami tidak berani memastikan apakah ada muatan politis dalam kasus yang dilaporkan. Saya tidak dapat menyimpulkan,”ungkapnya.
Lebih lanjut Surono menjelaskan, semua kasus yang dilaporkan berkaitan dengan penyimpangan dana atau penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi. Untuk itu, Kejari akan fokus pada pengumpulan data-data yang mengarah pada dugaan penyimpangan dan tidak akan menyinggung apakah ada kaitannya dengan pilkades atau tidak.
“Kalau memang ada penyimpangan maka akan diproses lebih lanjut. Tapi kalau tidak cukup bukti tentu tidak dapat diteruskan. Kami akan terjun ke lapangan untuk menindaklanjuti laporan dari masyarakat,” urainya.(indra)

Grudug rumah Ketua Palona, pendukung Cakades dipolisikan

KLATEN – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Senden Kecamatan Ngawen masih menyisakan masalah.

Ketua panitia pencalonan dan pengangkatan (Palona) desa setempat, Prawoto, 52, melaporkan puluhan pendukung salah satu calon kepala desa (Cakades) ke pihak kepolisian karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan.

Informasi yang berhasil dihimpun Senin(15/4) menyebutkan, peristiwa tidak menyenangkan yang dialami oleh korban diduga buntut dari Pilkades yang dimenangkan oleh cakades Triyono dengan selisih satu angka diatas cakades Wagino.

Diduga tidak puas karena penghitungan ulang tidak bisa dilakukan, pendukung cakades Wagino emosi. Kemudian pada Minggu(14/4) siang, puluhan pendukung Cakades Wagino beramai-ramai mendatangi rumah korban.

“Jumlahnya 50-an orang. Mereka datang dengan menggeber-geberkan sepeda motor dan berhenti di depan rumah saya,” kata korban di hadapan petugas.

Mengetahui kedatangan puluhan warga tersebut, korban lantas keluar dari dalam rumah. Belum sempat bertanya, salah satu warga, Walet, 30, warga Dukuh Kokap Desa Senden Kecamatan Ngawen, langsung merangkul korban. Mendapat firasat tidak baik, istri korban, Eni Sukesi, langsung menarik korban masuk ke dalam rumah.

“Tujuan kedatangan mereka apa, saya tidak tahu. Tujuannya apa tidak jelas,” tambah korban.

Tidak terima dengan perlakuan tersebut, korban yang didampingi keluarga langsung melaporkan hal tersebut kepolisi. Kepada petugas, korban mengaku merasa tidak nyaman dengan perbuatan para warga pendukung salah satu Cakades tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, kasus ini masih dalam penyelidikan aparat yang berwajib.(Indra)

Tak Taat Komitmen, Paguyuban Ancam Pedagang

Pedagang pasar klitikan di Kelurahan Mojayan

KLATEN-Paguyuban pedagang pasar klithikan di Kelurahan Mojayan Kecamatan Klaten Tengah mengancam akan mengalihklan kios dan los, menyusul tidak ditaatinya komitmen bersama untuk menempati pasar selama sebulan paska boyongan.
Salah satu pedagang, Wanidi, 48, mengatakan kebijakan menempati pasar selama sebulan dimaksudkan agar pasar bisa cepat dikenal orang dan ramai didatangi oleh pembeli.
“Ancaman tersebut memang ada dan dipasang di tembok dekat lapak-lapak pedagang,” kata Wanidi, Sabtu (30/3). Ancaman tersebut, imbuh Wanidi, merupakan kebijakan dari paguyuban pedagang yang merupakan tindak lanjut dari komitmen pedagang untuk buka selama sebulan penuh pasca relokasi dari alun-alun Klaten.
Menanggapi hal tersebut, Kepala unit pelaksana teknis daerah(UPTD) pasar wilayah IV, Hery Susilo mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan terkait edaran yang ditempelkan di tembok lapak-lapak pedagang klitikan. Setelah dilakukan penelusuran, edaran peringatan itu datang dari pedagang melalui paguyuban.
“Tujuannya tak lain untuk memacu padagang dalam meramaikan pasar agar segera bisa dikenali warga dan ramai di datangi pembeli,” papar Heri.(Indra)

Anda mungkin juga menyukaiclose