Solar Langka, Penggilingan Padi Terkena Imbas
SUKOHARJO - Pelaku usaha ricemill atau penggilingan padi keliling di Kabupaten Sukoharjo mulai terimbas kelangkaan solar. Mereka kesulitan mendapatkan bahan bakar untuk pengoperasian alat.
Mulyadi, salah satu pemilik ricemill mengatakan, kelangkaan solar menghambat usahanya. Saat bahan bakar melimpah, ricemill miliknya biasa dijalankan tiap hari tetapi sekarang harus menyesuaikan ketersediaan solar.
“Dulu cari solar gampang, kalau sekarang habis dijalan susah carinya kan repot,” tuturnya.
Hal serupa juga dialami oleh pemilik tresser atau perontok padi di Desa Bakalan, Polokarto, Riyatno, Selasa (2/4). Musim panen kali ini tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari usahanya menyewakan tresser. Pasalnya, tidak setiap hari ada bahan bakar. Tresser hanya beroperasi saat bisa mendapatkan solar. Kalaupun dipaksakan, maka dirinya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk solar eceran yang diperoleh.
“Kalau beli eceran harganya naik Rp 1000 per liternya. Padahal sekali tressernya jalan butuh lebih dari sepuluh liter solar,” kata Riyatno. (Deni)
var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("