Kurang Murid, 23 Sekolah Digabung Saat UN
SUKOHARJO – Sebanyak 23 sekolah dari tingkat SMP/MTs, SMA/MA dan SMK akan digabungkan dengan sekolah lain saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada April mendatang. Pasalnya, sekolah-sekolah tersebut tidak memenuhi syarat untuk menggelar UN sendiri.
Kabid SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo, Dwi Atmojo Heri kepada wartawan, Selasa (19/2) mengatakan, penggabungan sekolah tidak hanya yang berada di wilayah Sukoharjo melainkan juga ada yang digabungkan ke sekolah yang berlokasi di Wonogiri.
“Sekolah digabung saat UN karena tidak memenuhi syarat. Semisal, siswa kurang dari 20 orang dan belum terakreditasi. Penggabungan dilakukan oleh Disdik kepada sekolah di lingkungan terdekat. Khusus untuk SMK dilakukan sesuai dengan jurusan sekolah tersebut. Contohnya SMK Pertiwi Kartasura, terpaksa digabung hingga ke Wonogiri karena di Sukoharjo tidak ada jurusan farmasi,” papar Heri.
Untuk tingkat SMP/MTs, lanjut Heri, setidaknya ada 10 sekolah yang pelaksanaan UN nantinya akan digabung. Rata-rata sekolah tersebut tidak memenuhi syarat dari sisi jumlah murid. Yakni, tidak sampai 20 orang.
Kesepuluh sekolah tersebut adalah, SMP Al Islam Gatak, SMP Islam Sudirman Polokarto, SMP Kristen Tawangsari, SMP Muhammadiyah 2 Gatak, SMP Muhammadiyah 2 Kartasura, SMP Singapore Piaget Academy, SMP Insan Cendikia Al Mujtaba, SMP Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura, MTs Al Islam Mranggen Polokarto dan MTs Ponpes Darul Hijroh Canden.
“Sekolah yang saya sebut tadi akan digabung ke SMP negeri terdekat di wilayang masing-masing,” jelas Heri.
Sedangkan, untuk tingkat SMA/MA, sekolah yang digabung yaitu SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo, SMA Insan Cendekia Al Mujtaba, SMA Adh Dhuhaa dan MA Al Ukhuwah Sukoharjo. Untuk SMK, lanjut Heri, penggabungan dilakukan di kurang lebih sembilan sekolah.(Deni)