SUKOHARJO – Pedagang Pasar Ir Sukarno, Sukoharjo Kota menolak membayar retribusi selama mereka masih menghuni pasar darurat. Penolakan tersebut sebagai bentuk protes tak kunjung rampungnya pembangunan pasar.
Hal tersebut diutarakan pedagang pada agenda dengar pendapat yang digelar Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS) dengan Komisi II DPRD Sukoharjo, Kamis (21/2).
Sekretaris HPPKS, Suyadi menegaskan, kondisi di pasar darurat sangat jauh dari kata nyaman. Pasalnya, saat hujan turun pasar darurat menjadi banjir karena drainasenya tidak berfungsi. Akibatnya, banyak pedagang yang memilih berjualan di luar pasar. Terlebih para pembeli pun enggan masuk ke dalam pasar yang kumuh dan becek.
“Banyak kios yang tidak ditempati karena sepinya pembeli. Tidak hujan saja pembeli sepi, apalagi hujan. Makin sepi. Mau bayar retribusi dari mana?,”ujar Suyadi.
Pedagang pun meminta agar DPRD mendesak Pemkab Sukoharjo segera menyelesaikan pembangunan pasar. Molornya proyek hingga masa perpanjangan mulai membuat pedagang khawatir. Mereka bersikeras pindah ke pasar baru sebelum Lebaran agar bisa mempersiapkan dagangan lebih awal.
“Biasanya pedagang panen menjelang Lebaran sebab masyarakat selalu belanja banyak untuk menyambut Lebaran,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II, Hasman Budiadi berjanji akan menyampaikan aspirasi para pedangan ke Pemkab. Ia pun akan mendesak Pemkab supaya kontraktor sebisa mungkin menyelesaikan pembangunan pasar segera. Bahkan, sebagai bentuk dukungan, DPRD siap menyetujui penambahan anggaran untuk penyelesaian bangunan pasar.
“Kami siap menambah dana melalui anggaran pendahuluan agar pasar cepat selesai. Mengenai usulan tidak membayar retribusi masih harus dibicarakan lebih lanjut,” jelas Hasman. (Deni)