Desa Majasto Nyadran di Makam ki Ageng Sutowijoyo
SUKOHARJO-Sebagian warga Desa Majasto, Tawangsari nampak sibuk menyiapkan berbagai olahan makanan sejak pagi. Lima belas hari menjelang bulan Ramadan atau bertepatan denganPenyebab Keracunan Diduga Bakteri. Read more … » hari Senin (24/6) menjadi saat istimewa bagi warga. Sebab tanggal 15 Ruwah menurut penanggalan Jawa tradisi Sadranan atau Nyadran dilaksanakan di pemakaman desa Bumi Arum. OrangOrtu Siswa Ikut Doa Jelang Unas. Read more … » mengenal pemakaman tersebut sebagai petilasan Ki Ageng Sutowijoyo, dimanaDarius dan Dona Ajari Anak Mengenal Alam. Read more … » sang tokoh dimakamkan.
Warga berbondon- bondong menaiki sekitar 100-an anakDarius dan Dona Ajari Anak Mengenal Alam. Read more … » tangga menuju areal pemakaman menjelang sholat duhur. Mereka juga membawa bekal makanan yang telah dipersiapkan lengkap dengan minum, piring dan tikar. Mulai dari orang tuaOrtu Siswa Ikut Doa Jelang Unas. Read more … » hingga anak anak turut dalam tradisi yang turun temurun rutin digelar di Majasto.
Kepala Desa Majasto Rudi Hartono mengatakan, nasi tumpeng dan ingkung ayam yang telah dipersiapkan di masjid Ar Rohmad yang terletak di sekitar makam akan didoakan oleh Modin atau tokoh agama setempat.
Setelah melantunkan doaOrtu Siswa Ikut Doa Jelang Unas. Read more … », hidangan tersebut dibagi-bagikan dan dimakan bersama. Sementara di luar masjid, warga lain sudah menggelar hidangan yang di bawa dari rumah masing. “Makan bersama ini sebagai bentuk sodaqoh (Sedekah). yang hadir disini juga perwakilan dari seluruh dusun di Majasto,” kata dia.
Menurut Rudi, tradisi nyadran ke makam Ki Ageng Sutowijoyo menjadi agenda rutin warga Majasto. Orang asli Majasto diyakini keturunan dari Ki Ageng Sutowijoyo yang dikenal sebagai putra ke 107 Brawijaya V dari Majapahit. Nyadran dimaknai sebagai ziarah untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia. Biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan. Tak hanya warga sekitar, tetapi warga Desa Majasto diperantauan pun menyempatkan diri untuk pulang kampung saat nyadran.
“Nyadran menjadi sarana ziarah dan silaturahmi. Saat semua warga berkumpul, kami juga biasa bermusyawarah untuk pembangunan sekitar makam,” tuturnya.
Ta’mir Masjid Ar Rohmad, Suranto menambahkan pemakaman Ki Ageng Sutowijoyo padat penziarah saat Nyadran, oleh warga Majasto. Tetapi, pengunjung umum juga tak pernah sepi pada hari hari biasa. Penziarah dari luar daerah biasa datang setiap hari dan akan meningkat pada malam Jumat. Masjid yang didirikan di kompleks pemakaman Bumi Arum adalah masjid tertua di Majasto. Sehingga para penziarah ini mengaku lebih afdol saat berdoa dan sholat di masjid sekitar makam.
Penziarah dari luar daerah biasanya lebih mantep saat sholat di masjid Ar Rohmad. Mereka merasa lebih dekat dengan pembimbing yang afdol karena kiblatnya kan para Sunan atau Walisanga,” imbuhnya. (deni)
var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("