You Are Here: Home » Sragen » Solar Langka, Harga Eceran Membumbung

    Solar Langka, Harga Eceran Membumbung

    Wakil Bupati Sragen Daryanto saat sidak SPBU di Gemolong. Foto: whn

    SRAGEN-Harga solar di tingkat eceran di wilayah Sragen mencapai Rp10 ribu/liter. Lonjakan harga menyusul kelangkaan solar yang berlangsung sejak dua pekan terakhir.
    Salah satu pengecer solar di Dusun Made, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen Martono,39, mengatakan, solar terpaksa dijual hingga Rp10 ribu karena mendapatkannya sulit. Terlebih ketika terjadi kelangkaan, pembelian dengan jeriken dibatasi. “Meski harganya naik cukup tinggi, para pemilik kendaraan mau tidak mau tetap membelinya.
    “Sebab di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) juga telah habis,” terang Martono Minggu (29/3). Meski Pemkab Sragen telah meminya tambahan pasokan, namun hal itu dinilai tidak mampu membendung kebutuhan solar yang terus meningkat. Tingginya permintaan ditengarai akibat kepanikan warga terhadap kekhawatiran adanya kelangkaan solar.
    Salah satu pengemudi truk Joko Gambung,38, warga Kecamatan Tangen, Sragen mengaku, dirinya terpaksa membeli solar non subsidi atau bio solar dengan harga Rp9.500. Sebab jika tidak diisi, truk tidak bisa dipakai untuk jalan. “Daripada membeli eceran mencapai Rp10 ribu, mendingan beli bio solar karena terdapat selisih Rp500,” kata Joko. Namun dengan catatan, stok bio solar di SPBU masih ada.
    Wakil Bupati Sragen Daryanto mengatakan, pihaknya berupaya mengurai akar persoalan kelangkaan solar di wilayahnya. Sebab dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan, hampir semua SPBU mengaku telah mendapat pasokan minimal 8.000 liter/hari. “Namun dalam hitungan jam, solar sudah langsung habis,” ujar Daryanto saat melakukan sidak di SPBU Gemolong. Meski ada indikasi salah satu penyebabnya adalah pembelian yang berlebihan akibat kepanikan (panic buying), namun dirinya masih penasaran untuk menelusuri akar persoalan secara pasti.
    Sebab dari Informasi yang didapatkan, pasokan dari Pertamina terpenuhi. Namun fakta di lapangan banyak petani dan pemilik angkutan umum masih sulit mendapat pasokan solar. Jika kekosongan solar terus berlanjut, pihaknya khawatir semakin memicu keresahan masyarakat. Untuk itu, pihak SPBU diminta mampu memberikan penjelasan jika terjadi kekosongan solar. “Jangan sampai ada salah paham antara pembeli dengan pengelola SPBU,” paparnya.(whn)

    Tweet
    Share

    Leave a Comment

    © 2013 LumbungDesa.net | Desa Membangun Bangsa

    Anda mungkin juga menyukaiclose