Minim, Perhatian Pemkab pada Seni Karawitan
SRAGEN – Sejumlah guru kesenian menyayangkan minimya perhatian pemerintah kabupaten pada seni karawitan. Bantuan penggunaan pendopo rumah dinas Bupati secara gratis dirasa masih kurang sebagai upaya mengembangkan seni tradisional tersebut.
Latihan karawitan dilakukan secara rutin setiap pekan. Kegiatan tersebut untuk mengasah kemampuan siswa bermain serta mengajarkan rasa cinta terhadap budaya dan tradisi. “Setidaknya dengan memberikan pelatihan gamelan kepada anak-anak, budaya lokal bisa dilestarikan,” tutur Sri Suryanti, guru seni para siswa SD belum lama ini.
Menurut Sri, olah kesenian karawitan di sekolahnya berulang kali mendapat juara di berbagai perlombaan. Sayangnya meski memiliki banyak prestasi, Sri Suryanti menilai perhatian pemerintah setempat masih amat mini. Terutama berkaitan dengan biaya operasional dan pengembangan bagi para siswa.
“Generasi penerus kebudayaan jawa kian terpinggirkan dan tidak mendapatkan perhatian. Akhirnya dengan bermodal tekad dan kemauan untuk melestarikan tradisi jawa, anak-anak dan para guru rela merogoh kocek sendiri hanya untuk mengikuti ajang lomba dan latihan,” tambah Sri.
Meski Bupati memberikan izin anak-anak untuk berlatih di Pendopo Rumah Dinas termasuk dengan menggunakan peralatan karawitan akan tetapi anak-anak dan guru pengajar seni karawitan masih harus dipusingkan dengan biaya untuk berlatih maupun untuk mengikuti kejuaraan lomba seni karawitan. (whn)