Koleksi Fosil Darsono Mendunia
Kegemaran Darsono (54) yang tinggal di desa terpencil arah timur laut kota SragenValentine, 8 Pasangan Mesum Terjaring Razia. Read more … » yakni Ngadirejo, Sambungmacan, Sragen awalnya dianggap aneh oleh warga setempat. Bahkan pria tersebut sempat dianggap orang gila lantaran senang mengumpulkan fosil dan benda kuno.
Hobi Darsono yang unik ini dimulai ketika pria paruh baya tersebut menemukan tulang di sungai Bengawan SoloKerajinan Sangkar Burung Masih Menjanjikan. Read more … » yang mengalir dekat rumahnya. Di sela-sela kesibukannya, Darsono pun menyelakan diri untuk mencari fosil disungai tersebut.
Darsono bercerita hobinya mengoleksi fosil telah berlangsung lama. Sekitar 1970, setiap waktu luang dirinya pergi ke sungai untuk mencari benda-benda purbakala di Sungai Bengawa Solo. Dari hasilWarga Diminta Waspada Penularan Virus Flu Burung. Read more … » isengnya itu, dia menemukan taring harimau purba, rahang kerbau, rahang luda, tengkorak manusia purba. Tidak hanya itu gading gajah purba juga dikoleksinya.
Makin berlalunya waktu, menurut Darsono jumlah koleksi fosilnya pun bertambah banyak. Bahkan dirinya mulai membuat rak-rak untuk menyimpan benda-benda tersebut hingga kemudian berdirilah sebuah museum.
“Saat ini koleksi benda-benda purbakala itu mencapai ribuan, saya sendiri tidak hapal mencapai berapa jumlanyanya karena begitu banyak,” ucap Darsono.
Berkat usahanya mengoleksi benda cagar budaya itu, Darsono mengaku banyak mendapat tamu dari berbagai belahan dunia. Di antaranya, ahli purbakala dan antropologi asal Amerika, Profesor Donald Teller yang pernah berkunjung pada 1991 lalu. Kemudian Prof T. Yacob dan Fahrul Aziz guru besar Geologi dari ITB Bandung, Sukira Naraski – Kepala Museum Jepang serta masih banyak yang lain.
Ironisnya meski mendapat sorotan dunia, museum fosil purbakala milik Darsono tidak mendapatkan perhatian khusus dari Pemkab Sragen. Dari Pemkab Sragen, imbuh Darsono, saat ini yang ia dapat barulah sebatas piagam penghargaan dari Bupati Untung Wiyono.
Darsono berharap nantinya adanya perhatian khusus dari dinas terkait untuk keberlangsungan museum pribadinya itu. “Memang dari temuan saya itu banyak ahli maupun kolektor yang mencoba menawar dengan harga tinggi. Namun semua tawaran itu saya tolak karena saya ingin koleksi saya ini bisa dinikmati masyarakat umum sebagai sumber ilmu pengetahuan dan penelitian,” kata dia. (Whn)
var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("