BOYOLALI – Bau limbah kotoran dari peternakan ayam di Desa Winong, Kecamatan Boyolali Kota dikeluhkan warga setempat. Terlebih saat musim penghujan, bau yang ditimbulkan sangat menyengat dan mengganggu pernafasan.
“Sudah berulang kali dikeluhkan, tapi tidak ada tanggapan. Kami sekeluarga sering pusing dan sesak napas,” ujar Andi Fatmawati Ghozali, warga setempat, Minggu (10/2).
Tak hanya warga sekitar, lanjut Andi, tamu dari luar daerah yang berkunjung ke wilayah Desa Winong juga harus mencium bau tidak sedap ini. Termasuk para pengguna jalan yang melintas di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB). Bau tak sedap ini juga menganggu para wisatawan yang akan menikmati pemandangan Gunung Merapi maupun ke Borobudur.
Dimintai konfirmasi terkait bau tak sedap tersebut, juru bicara peternak ayam petelur Desa Winong, Tukinu mengatakan, bau limbah diakuinya muncul saat musim penghujan seperti saat ini. Namun bau tersebut tidak akan muncul saat musim kemarau.
Menurutnya para peternak bukannya menutup mata terhadap bau tak sedap yang ditimbulkan peternakannya. Sebab, selama ini para peternak juga berupaya mengambil langkah untuk mengurangi polusi. Seperti mempercepat pembersihan kotoran ayam dengan cara dikumpulkan ke dalam kantong plastik dan diletakkan di tempat yang terlindung dari hujan. “Kotoran nantinya diambil para petani sayur di lereng Gunung Merapi-Merbabu,” terang Tukinu.
Ia menambahkan, tanah untuk menimbun kotoran ayam di bawah kandang juga disiapkan. Setiap hari, kotoran ditutup dengan tanah kering guna mengurangi bau. Langkah ini terbukti efektif mengurangi dampak polusi yang dirasakan. “Para peternak juga sepakat mengosongkan kandang yang dekat dengan jalan,” pungkasnya. (Lukito)