Hama Cabai: Lalat Buah Membuat Petani tak Tenang

BOYOLALI – Naiknya harga cabai tidak sepenuhnya membuat petani semringah. Mereka waswas karena kini muncul serangan hama patek dan lalat buah. Menurut Sugiyanti, petani cabai asal Dukuh Tegalweru, Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali, serangan hama membuat buah cabai rontok sebelum dipanen. Imbasnya, hasil produksi merosot dan pendapatan petani berkurang.
“Serangan lalat buah menyebabkan cabai mudah membusuk dan rontok. Padahal saat ini sudah masuk musim panen,” kata Sugiyanti, Senin (15/7).
Serangan lalat buah mengakibatkan hasil panen turun drastis. Dari 1.200 batang pohon yang ditanam di ladang seluas 800 meter persegi, dirinya hanya memperoleh cabai satu kilogram. Sedangkan panen hari kedua hanya tiga kilogram. Padahal pada musim sebelumnya, hasil produksi bisa mencapai lebih dari 60 kilogram.
Berbagai cara telah ditempuh untuk mengantisipasi serangan lalat buah. Namun cabai yang rontok masih terus berlanjut setiap hari. “Selain lalat buah, hama patek juga menyerang,” terangnya. Diperkirakan, itu terjadi akibat kondisi anomali cuaca belakangan ini.
Akibatnya, banyak cabai yang rontok karena membusuk. Petani terpaksa memunguti yang rontok supaya tidak menular ke buah yang sehat. Padahal cabai yang rontok tidak bisa dijual ke pasar. Sehingga kenaikan harga tidak dapat dirasakan petani.
Untuk tanaman cabai merah keriting, harga di tingkat petani mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Dibanding dengan harga musim tanam sebelumnya yang mencapai kisaran Rp 8 ribu. Jika tidak terserang hama, untung yang diraih petani cukup tinggi. “Tapi kalau sudah diserang hama, tidak merugi sudah bersyukur,” ungkapnya. Saat harga cabai rendah, hasil panen sangat melimpah. (uki)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: