Cuaca Ekstrim, Petani Panen Dini
KLATEN – Tingginya curah hujan disertai angin ribut membuat petani memanen dini tanaman padinya. Mereka rela menjual padi dengan harga rendah dibanding merugi akibat tanaman padi mereka mati.
“Wilayah kami langganan banjirKorban Luapan WKO Tak Dapat Bantuan. Read more … ». Daripada tidak panen dan padi kami mati terendam air, lebih baik kami panen dini,” ujar seorang petani asal Dukuh Bulu DesaPemdes Batan Siapkan Program LLP Untuk Petani. Read more … » Nanggulan, Kecamatan Cawas, Ratmini, 43.
Senada diungkapkan petani asal Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Rabiah, 45. Meski baru berusia 3,5 bulan, tanaman padinya sudah dipanen. Panen dini terpaksa dilakukan lantaran ambruk diterjang anginDiterjang Angin, Penggilingan Padi Rugi Puluhan Juta. Read more … ». Padahal usia minimal tanaman padi layak panen adalah empat bulan.
“HasilWarga Diminta Waspada Penularan Virus Flu Burung. Read more … » panen kali ini memang tidak begitu baik, satu petak hanya menghasilkan lima kuintal. Padahal, biasanya mencapai delapan kuintal,” tutur Rabiah.
Kondisi serupa juga dialami petani di Kecamatan Gantiwarno. Salah satu petani asal Desa Katekan, Ari, 35, mengatakan, petani di desanya nekat memanen dini karena faktor cuaca. Petani tidak berani berspekulasi dan tidak mendapatkan hasil sama sekali. “Daripada tidak mendapatkan hasil sama sekali, kami memilih rugi,” urai Ari.
Camat Cawas Much Nasir saat dikonfirmasi membenarkan panen dini yang dilakukan petani. Hal ini dilakukan karena mereka khawatir padi mereka terendam dan membusuk akibat banjir. “Mereka terpaksa memanen dini karena takut padi membusuk terendam air karena roboh. Hasilnya memang kurang baik, tapi mau bagaimana lagi,” ujar Nasir. (Indra)
var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("