KLATEN – Sekitar 70% penyandang cacat (difabel) di wilayah Klaten ternyata belum terkaver Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Padahal total difabel di Klaten mencapai 7.893 orang.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebagai langkah awal Penyandang Cacat Klaten (PPCK) bekerjasama dengan Tim Advokasi Difabel (TAD) Klaten mengadakan sosialisasi untuk memberikan informasi bagi difabel yang belum terkaver Jamkesmas, Kamis (14/2). Sosialisasi ini pun disambut baik oleh para difabel yang ada di Klaten. Mereka mengaku, selama ini informasi mengenai Jamkesmas yang ada memang masih sangat minim.
“Dengan sosialisasi ini saya jadi tahu bahwa saya berhak untuk mendapatkan Jamkesmas. Dan kini saya tahu bagaimana caranya memperoleh jamkesmas,” ujar seorang difabel asal Dukuh Wantean, Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Lusia Kirmiyati, 43.
Hal serupa juga diungkap oleh seorang penyandang difabel lainnya, Supriyadi, 54, warga Desa Ngabetan Kecamatan Wedi. Ia mengaku akan membagi informasi yang ia terima dari sosialisasi tersebut kepada penyandang difabel lainnya.
“Saya memang sudah terdaftar Jamkesmas tapi saya tidak memiliki informasi cukup terkait proses memperolehnya. Informasi yang saya peroleh di sini bisa saya bagi dengan penyandang difabel di desa saya yang belum mendapat layanan Jamkesmas,” ucap pria yang cacat bagian kaki karena tertimpa rumah saat gempa 2006 lalu ini.
Sementara itu, Bendahara PPCK, Widodo, mengaku senang dengan antusiasme puluhan penyandang difabel dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Meski hanya puluhan yang datang namun Widodo optimistis informasi tentang Jamkesmas dapat diteruskan ke ribuan penyandang difabel lainnya.
“Saat ini, baru 30% dari 7.893 penyandang difabel yang ter-cover oleh Jamkesmas. Dengan sosialisasi ini, kami berharap bisa memberikan informasi tentang langkah-langkah untuk mendaptkan jamkesmas,” papar Widodo.
Dalam sosialisasi tersebut, hadir pula anggota dewan dari komisi IV DPRD Klaten, Kadarwati dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten Bidang Pembiayaan Kesehatan Masyarakat, Nurcholis.
“Jamkesmas 2013 banyak yang tidak tepat sasaran. Maka dari itu akan dilakukan pendataan ulang. Harapan kami semua penyandang difabel terlayani. Karena itu sudah menjadi hak mereka,” urai Kadarwati dalam sambutannya. (Indra)