Warga Desa Buran Siap Sulap Sampah Jadi Pupuk
KARANGANYAR – Penduduk DesaPraja Bagikan Paket Sembako Untuk 280 RTM. Read more … » Buran, Kecamatan Tasikmadu, terbilang
kreatif. Di tangan mereka, sampah bukanlah masalah. Tetapi sampah
adalah potensi yang bisa diolah. Bulan ini, warga setempat siap
mengoperasikan tempat pengolahan sampah yag berdiri di atas tanah kas
desa seluas 6.000 meter persegi. Alat pengolah sampahnya pun telah
siap. Peranti hibah dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab
Karanganyar itu bernilai Rp 23 juta.
“Kami menunggu selesainya pengerjaan pintu tempat pengolahan sampah.
Juni ini, selesai dan siap beroperasi,” jelas Kepala Dusun (Kadus)
Krangan, Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu Sunardi, Minggu (9/6).
Menggunakan alat tersebut, sampah maupun limbah rumah tangga berbahan
organik akan diolah menjadi kompos. Hasil ini digunakan untuk bertani
warga setempat. Menurut Sunardi, ada beberapa koperasi pertanian yang
siap menampung pupuk kompos produksiProduksi Karet Capai 4,9 Juta Kg. Read more … » masyarakatRaskin Dijual Lagi, Jatah Bisa Dialihkan. Read more … » Buran.
“Nanti pupuknya akan dijual. Pemasukannya untuk menutup biaya
operasional. Kalau ada sisanya, laba itu untuk masyarakat,” imbuh dia.
Selain itu, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Lancar Desa Buran
yang mengelola programPemdes Batan Siapkan Program LLP Untuk Petani. Read more … » pengolahan limbah akan membuka bank sampah.
Setiap penduduk diwajibkan memisahkan sampah organik dan non-organik
untuk diserahkan kepada BKM.
Sunardi mengatakan, warga akan menerimaRaskin Dijual Lagi, Jatah Bisa Dialihkan. Read more … » semacam insentif untuk sampah
yang disetorkan setiap bulan. “Setiap hari, sampah yang diserahkan
akan ditimbang. Kemudian dilihat total satu bulan berapa, terus kami
akan memberikan imbalan dari laba yang dihasilkan,” terangnya.
Selain pengolahan sampah organik menjadi pupuk, masyarakat juga diajak
mengolah sampah non-organik menjadi kerajinan tangan. Beberapa kali,
Pemerintah Desa (Pemdes) Buran menggelar pelatihan kerajinan tangan
kepada masyarakat. Kini, sebagian warga telah aktif menjadi perajin
sampah non-organik.
Ide pengelohan limbah itu berasal dari masyarakat setempat. Warga
berusaha mengatasi persoalan sampah yang kerap menggunung di wilayah
itu. Mereka kemudian bersama-sama memikirkan solusi penanganan masalah
sampah. “Itu murni programnya masyarakat, bukan program pemerintah
desa,” ujar dia. (ara)
var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("