KARANGANYAR– Produksi durian unggulan di Karanganyar mengalami penurunan drastis. Penurunan ini menyerang durian unggulan jenis kani dan montong.
Pengelola Ndeso Buah Johan Ariyono yang terletak di perbatasan Karanganyar-Sragen, tepatnya di Dusun Tepus Bulurejo Desa Sewurejo Kecamatan Mojogedang ini mengutarakan, penurunan tingkat produksi buah durian di tahun ini mencapai 75%.
Akibatnya, total buah durian yang diproduksi di Ndeso Buah tinggal 25% saja. “Ini merupakan penurunan produksi paling parah dari sejak 2005 lalu. Sebab penurunan tingkat produksi yang terjadi setiap tahunnya itu hanya berkisar 10% sampai 15% saja,” tukasnya kemarin.
Akibat dari penurunan produksi tersebut, buah durian yang bisa dipetik dari setiap pohonnya hanya berkisaran 15 buah. Padahal di masa normal, dari setiap pohon itu biasa dipanen antara 30 sampai 70 buah.
“Di masa awal sebenarnya kondisi rata-rata buah durian masih bagus. Namun genap masa 100 hari, bunganya mulai rontok dan tidak bisa berkembang,” tuturnya. Kondisi ini diperparah dengan sejumlah faktor lainnya seperti kondisi cuaca ekstrem yang terjadi pada beberapa bulan terakhir ini semisal angin kencang hingga kadar air hujan yang terlalu asam.
“Buah durian unggulan itu memang lebih sensitif. Proses adaptasinya tidak semudah produk durian lokal yang cenderung lebih mampu bertahan,” ujarnya.
Di Ndeso Buah, Kecamatan Mojogedang itu sedikitnya ditanam sebanyak 100 buah durian unggulan. Yakni dari jenis montong dan kani serta beberapa jenis lokal seperti sunan, petruk dan matahari. “Karena di sini hanya menjual produk unggulan, kami pun tidak berani bermain-main dengan pasaran. Kalau buah durian itu cacat sedikit saja, kita tidak berani menjualnya. Sebab jelas itu akan mengecewakan pelanggan,” pungkasnya. (Ara)