• »Temuan Perumahan Ilegal, DPRD Nilai BPPT Sembrono
  • »Blangko Kosong Ribuan STNK dan BPKB Belum Dicetak
  • »PPS di 5 Kecamatan Baru Terima Logistik
  • »Dua Siswa SD Tenggelam di Kolam Tadah Hujan
  • »38 Siswa di Solo Tak Lulus UN
  • »Sopir Sukotjo Akui Antar Rp 2 Miliar untuk Djoko Susilo
  • »42 Siswa SMA Sederajat Tak Lulus UN
  • »9.300 Aparat Siap Amankan Pilgub
  • »UPTPK Didirikan di 20 Kecamatan
  • »60 Siswa Dinyatakan Tidak Lulus Ujian Nasional
  • »Buruh Sukoharjo Janji Tidak Golput
  • »Google dan Facebook Rebutan Beli Waze
You Are Here: Home » Karanganyar » Lonjakan Harga Bawang Belum Dinikmati Petani

Lonjakan Harga Bawang Belum Dinikmati Petani

Petani bawang diSolo Menuju Kota Macet. Read more … » Tawangmangu. Foto: Ara

KARANGANYAR – Keuntungan melambungnya harga bawang merahKibarkan Merah Putih Tanpa Indonesia Raya. Read more … » maupun putihKibarkan Merah Putih Tanpa Indonesia Raya. Read more … » di pasaran, tidak dapat dinikmati petani di Tawangmangu. Pasalnya, saat ini petani bawang di Lereng Lawu ini belum panen rayaPanen Raya, Warga justru Bertaruh Nyawa. Read more … ».

Harjo, petani bawang asal Gondosuli, Tawangmangu, mengaku telah mendengar kabar melonjaknya harga bawang putih di pasaran. Namun bersama petani bawang lainnya, dia belum bisa memasok ke pasar lantaran belum bisa panen. “Di sini (Tawangmangu), harga bawang yang sebelumnya hanya Rp 5 ribu – Rp 7 ribu per kilogram, melonjak hingga Rp 20 ribu lebih. Sementara harga per kilogram di pasaran, kabarnya mencapai Rp 50 ribu lebih. Bahkan bawang putih katanya sampai Rp 70 ribu,” ungkapnya.
Petani lainnya, Sri, menambahkan, saat ini petani bawang di Tawangmangu baru menanam. Panen baru dilakukan dua sampai tiga bulan ke depan. “Kalau saat itu harga bawang putih masih tinggi, tentu kami bisa meraup untung lebih,” terangnya.
Kades Gondosuli Pangat mengatakan, meski harga bawang tinggi, petani tidak berani berspekulasi. Lantaran bawang merupakan komoditi lertanian yang hasilnya sulit diprediksi. “Untuk menambah stok tanam bawang itu terlalu riskan. Banyak sekali ancaman yang sewaktu waktu membuat kami gagal panenGagal Panen, Petani Tak Kuat Bayar PBB. Read more … »,” ungkapnya.
Ancaman tersebut antara lain serangan hama busuk umbi yang selalu menghantui saat panen tiba. Saat terserang hama tersebut, daging bawang rusak seketika dan proses tanam tidak bisa dilanjutkan. “Jika serangannya cukup fatal, bawang yang berusia 80 hari bisa langsung mati. Padahal untuk tanam hingga panen itu dibutuhkan waktu sedikitnya tiga setengah bulan,” ujar Pangat.
Bahkan gagal panen sebelumnya membuat produksiProduksi Karet Capai 4,9 Juta Kg. Read more … » bawang putih di Gondosuli anjlok. Kerugian petani pun bertambah lantaran bawang Gondosuli tidak terlalu diminati. Sebab, bentuknya lebih kecil dibanding bawang dari Brebes. “Sebenarnya bawang lokal dari Tawangmangu itu terasa pedas dan gurihnya. Tapi karena bentuknya lebih kecil, kurang diminati konsumen di pasaran,” katanya. (Ara)

var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("");/*]]>*/

Tweet
Share

About The Author

Number of Entries : 1566

Leave a Comment

© 2013 Powered By Lumbung Desa

Anda mungkin juga menyukaiclose