KARANGANYAR – Sebuah pemilihan umum biasanya tak luput dari indikasi politik uang. Demikian pula yang terjadi pada pemilihan kepala desa (Pilkades) yang diselenggarakan secara serentak di 91 desa di Bumi Intan Pari, Kamis (21/2).
Saat dimintai konfirmasi wartawan perihal maraknya isu politik uang yang mewarnai jalannya Pilkades, Bupati Rina Iriani tidak menampiknya. Sebagai informasi, pesta demokrasi di Karanganyar diikuti 209 calon, 17 calon di antaranya melawan bumbung kosong.
‘’Saya tidak bisa memungkiri itu (politik uang-Red). Dalam situasi sekarang ini, aroma politik uang memang ada. Tetapi saya yakin praktik itu tidak terlalu signifikan dan kita akan sulit mendapatkan bukti otentik,’’ kata dia di sela-sela meninjau pelaksanaan Pilkades di Desa Jati, Kecamatan Jaten.
Dia mengatakan sangat mustahil mengatakan tidak ada politik uang. Namun kadang banyak yang lupa, masyarakat sebetulnya sudah sangat pintar. Mereka tidak akan memilih karena uang. Jika ada yang menang, dipastikan karena rakyat sudah mengetahui siapa calon itu.
‘’Jadi saya hanya meminta semua legawa terhadap apapun hasil Pilkades ini. Sebab semua juga akan menjadi saudara lagi. Kalaulah bersaing dalam Pilkades ini, jangan diterus-teruskan menjadi dendam yang tak ada habisnya. Cukup saat Pilkades bersaing, setelah itu bersama-sama membangun desanya,’’ kata dia.
Suasana kondusif dan kekeluargaan justru terjadi dalam Pilkades di Desa Papahan, Tasikmadu. Di sana terjadi persaingan atara suami-istri. (Ara)