SOLO – Meski kerusakan akibat terjangan angin puting beliung, Rabu (13/2) belum sepenuhnya diperbaiki, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 2 Solo mulai kembali normal. Sejumlah ruang kelas yang rusak kini sudah bisa ditempati.
Wakil kepala Humas SMA N 2 Solo, Ajuandi, mengatakan pihaknya telah memperbaiki beberapa ruang kelas yang rusak. Hanya saja perbaikan yang dilakukan baru bersifat sementara. Seperti mengganti genteng di 15 ruang kelas yang rusak. Namun, untuk plafon yang rusak akibat tertimpa genting, Ajuandi mengatakan memang belum diperbaiki.
”Kegiatan belajar mengajar menjadi poin utama bagi kami. Meskipun plafon belum kita benahi yang penting sudah dapat ditempati siswa. Dan kami pastikan kondisi ruang kelas aman untuk ditempati,” ungkap Ajuandi, Jumat (15/2).
Kepala Sekolah SMA N 2 ,Drs.H.Sudadi Mulyono.M.Si, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan laporan tertulis kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo dengan tembusan laporan ditujukan kepada Walikota Solo. Laporan itu terkait kerusakan yang dialami, serta anggaran yang diperlukan untuk perbaikan.
Dari pendataan yang dilakukan pihak sekolah sendiri diketahui kerusakan akibat terjangan angin puting beliung menyebabkan kerugian sebesar Rp56 juta. Sementara ini dikatakan Sudadi, perbaikan tersebut menggunakan dana komite sekolah.
“Yang penting kita sudah melaporkan. Masalah nanti ada dana bantuan yang memiliki kewenangan Disdikpora. Kalau ada dana bantuan ya syukur kalau tidak ya bagaimana lagi kita harus menggunakan dana mandiri,” paparnya.
Terpisah, Kepala SMK N 8 Solo Ties Setyaningsih mengaku, siap melakukan perbaikan auditorium sekolah yang mengalami rusak parah akibat dihantam angin ribut. Pasalnya, auditorium tersebut merupakan ruang penting di sekolah tersebut.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kota Solo, Rakhmat Sutomo mengaku, akan mengupayakan bantuan untuk sekolah-sekolah rusak. Hingga saat ini setidaknya ia telah menerima laporan dari 10 sekolah yang ada di Solo. Diantaranya SD Muhammadiyah 6, SDN Kampungsewu, SDN Wiropaten II, SDN Wiropaten III, SMPN 4, SMPN 13, SMPN 26, SMAN 2, dan SMKN 8.
“Kita sudah melakukan tinjauan ke beberapa sekolah yang sudah melapor kepada kami. Setelah itu kami akan melakukan analisis kerusakan sepuluh sekolah tersebut,” jelas Rakhmat. (Rini)