Manisnya Budidaya Jamur di Desa Polokarto

SUKOHARJOBLK Sukoharjo Minim Peminat. Read more ... »-Keberadaan DesaPemdes Batan Siapkan Program LLP Untuk Petani. Read more ... » Polokarto di Kecamatan Polokarto sebagai desa agrowisata penghasil jamur belumlah dikenal luas oleh masyarakat. Maklum, kampung jamur Sumber Makmur di Desa Polokarto baru tiga tahun lalu terbentuk. Upaya budidaya jamur tiram dan jamur kuping yang diprakarsai Sumidi sejak enam tahun silam mulai membuahkan hasil dalam tiga tahun terakhir.

Sumidi menekuni budidaya jamur karena ketertarikan dan mengetahui peluang usaha yang cukup menjanjikan. Mulanya, dia harus belajar pembibitan, pemeliharaan hingga pemasaran dari berbagai daerah yang telah lebih dulu mengembangkan jamur seperti daerah Magelang. Berbekal pengetahuan dan pengalaman belajar, Sumidi memulai usahanya sendiri di Dukuh Sumber Polokarto tahun 2007. “Tidak langsung berhasil. Namanya orang memulai usaha tetep ada gagalnya, tetapi karena saya tak menyerah sekarang sudah mulai menghasilkan. Bahkan dalam proses budidaya prosentase keberhasilan saya saat ini bisa dikatakan mencapai 90%,” papar Sumidi.

Dilahan seluas 1Wacana Pemecahan Dapil 3 Sukoharjo Menguat. Read more ... »,5 hektar, Sumidi dan 20 petani jamur binaanya telah mampu memasok kebutuhan jamur kuping sebanyak 1,5 ton per hari. Paling banyak dikirim ke Bandung dan sebagian kecil ke wilayah sekitar Jakarta. Sedangkan produksiProduksi Karet Capai 4,9 Juta Kg. Read more ... » jamur tiram 50 kilogram per hari, khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal sekitar Sukoharjo. Jamur tiram bisa dipanen tiap hari sementara jamur kuping dipetik seminggu sekali. Jamur asal Polokarto juga memiliki ciri khas tekstur yang lebih tipis dan tidak terlalu lebar karena dibudidayakan di dataran rendah dengan suhu yang lebih hangat. Jamur jenis ini sangat disukai konsumen di daerah Bandung. “Permintaan jamur ke pasaran sangat tinggi, berapapun mau. Tetapi karena lahan dan petani kita terbatas, ya sementara semampunya dulu,” imbuhnya.

Sumidi menambahkan, di kampung jamur Sumber Makmur, Polokarto produksi jamur kuping basah langsung disetor ke pemasok lokal. dan oleh pemasok tersebut dipasarkan ke luar daerah. Jaringan pemasaran yang terbentuk ini sudah disepakati antara petani dan pemasok. Artinya, ada transparansi alur distribusi barang antara pedagang dengan petani. Naik turun harga juga bisa langsung dipantau oleh petani agar tidak muncul kecurigaan dan ketidakpuasan ditingkat petani.

Perluasan budidaya jamur, menurut Sumidi terus menerus dilakukan. Harga jamur yang terus naik seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat menarik minat petani mencoba usaha budidaya jamur.  Tak terbatas di wilayah Polokarto tetapi di beberapa tempat seperti Sukoharjo dan Weru juga mulai dikembangkan. Dia membentuk petani plasma jamur di sejumlah desa. Petani binaannya diberi bimbingan dan pendampingan hingga berhasil secara gratis. Namun Sumidi memiliki syarat khusus saat membagi ilmunya ke petani lain,  yakni hasil dari budidaya jamur harus dipasok ke kampung jamur kelompoknya. “Kami akan pasarkan hasil panen untuk memenuhi permintaan. Soal harga dan keuntungannya transparan. Mereka boleh ngecek sendiri ke pedagang langsung,” tandas Sumidi.

Budidaya jamur Sumidi mulai dilirik kalangan akademisi. Beberapa universitas seperti Institut Pertanian Bandung (IPB) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) pernah menggandeng rumah jamur atau kumbung milik Sumidi untuk penelitian kultur jaringan bidang jamur. Pemkab Sukoharjo juga menawarkan agar Desa Polokarto menjadi kampung jamur, tetapi karena ada syarat birokrasi yang dinilai tidak sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Sumidi, plasma binaannya menolak. “Yang menjadi ganjalan, campur tangan Pemkab yang terlalu besar pada kelompok kami sehingga sementara ini lebih baik jalan dengan konsep kampung jamur masing masing saja,” pungkasnya. (Deni)

var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("");/*]]>*/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes:

Anda mungkin juga menyukaiclose