KARANGANYAR – Pembuatan gamelan merupakan industri kecil yang sedikit jumlahnya. Pasalnya, dibutuhkan keahlian, ketelitian, ketekunan, dan mungkin bakat turunan.

Salah satu yang menekuninya, Haryanto, warga Mojogedang. Sejak 1997, dia meneruskan usaha peninggalan orang tuannya. Di tangannya, usaha rumahan itu berkembang pesat. Bahkan kini, pesanan datang dari luar Jawa. Seperti Medan dan Lampung. “Pemesan gamelan biasanya dalang, sekolahan, atau kantor. Tapi ada juga perseorangan yang memang menyukai gamelan,” terang bapak dua anak ini.

Satu set gamelan, biasanya diselesaikan dalam waktu satu bulan. Pengerjaan kendang, rebab, demung, saron, peking, slenthem, bonang, kenong, kethuk, gambang, gender, sinter, kempul, suling, dan gong dilakukan bersama delapan karyawannya.

Soal harga, Haryanto membedakan berdasarkan bahan yang digunakan. Untuk gamelan dari besi kuningan, harga seperangkat gamelan berkisar Rp 50 juta – Rp 150 juta. Sementara dari besi Rp 80 juta. “Dua bulan terakhir ini kami mendapat pesanan sebanyak 10 set perangkat gamelan,” jelasnya.

Meski banjir pesanan, Haryanto sanggup menyelesaikannya tepat waktu. begitu selesai, seperangkat gamelan yang dipesan dikirim ke pemesan dengan truk. Diakuinya, dibutuhkan modal besar untuk usaha tersebut. Namun, pinjaman lunak dari bank dirasa sangat membantu pengembangan usahanya. (Ara)