BOYOLALI – Jumlah investor yang masuk ke Boyolali terus merangkak naik. Sejak Januari hingga Maret lalu, sebanyak 265 investor telah masuk ke kota susu. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Pemkab Boyolali Sutardi mengatakan, kenaikan jumlah investor yang masuk dimulai sejak 2008 lalu.
Saat itu, 460 investor beramai-ramai menanamkan investasinya di Boyolali. Jumlahnya merangkak naik di 2009 dengan 621 investor, 2010 tercatat 767 investor dan di 2011 masuk 859 investor. Kemudian, 2012 mencapai 1.056 investor.
Dengan banyaknya investor yang masuk, investasi nilainya mencapai Rp1,4 triliun. Sementara, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 7.181 orang.
“Untuk mendorong masuknya investor, kami berusaha memberikan pelayanan perizinan secara prima,” kata Sutardi, Minggu (2/6).
Pelayanan prima yang dimaksud, lanjutnya, adalah proses perizinan yang efektif, efisien dan berkualitas. Selama ini, pelayanan yang banyak prosedur, berbelit belit serta rawan pungutan mengakibatkan ketidakpercayaan. Sehingga perlu diupayakan pola pelayanan perizinan satu pintu yang mengedepankan layanan yang mudah, cepat, transparan dan pasti.
“Kami juga gencar promosi ke luar daerah. Sehingga kabupaten Boyolali lebih dikenal masyarakat luas,” tambahnya. Investasi yang masuk berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Mereka diantaranya adalah investor yang pindah dari wilayah Jakarta dan sekitarnya akibat tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK). Di antaranya adalah pabrik garmen dan sepatu.(uki)
Category: Wonogiri
Baru 3 Bulan, 265 Investor Telah Masuk
Warga Dusun Kopen Mulai Buka Jalan
WONOGIRI – Cuaca tak menentu yang membuat hujan deras turun dalam beberapa hari terakhir, membuat penduduk Dusun Kopen RT 1 RW 12, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, diburu waktu segera pindah. Sayangnya, mereka terkendala pembelian lahan yang mencapai Rp 100 juta. Sedangkan bantuan dari pemerintah dijadwalkan baru turun 2014.
Saat ini, yang sudah dilakukan warga adalah membuka jalan menuju lahan tujuan relokasi mereka. Seorang warga, Paimo mengatakan, proses pembukaan jalan dimulai pekan lalu.
“Kami semua sepakat pindah. Semuanya warga yang menempati 46 rumah. Hanya saja, sekarang kesulitan dana. Sedangkan jika menunggu bantuan dana relokasi masih lama. Di sisi lain, penduduk di sini masih sering mengungsi jika hujan turun seperti beberapa hari ini,” ujar Paimo.
Warga lain, Suhardi mengungkapkan, butuh sekitar Rp 5 juta untuk pindah ke lokasi baru. Namun, biaya tersebut belum termasuk pembelian tanah. Satu kepala keluarga membutuhkan setidaknya Rp 4 juta untuk membeli lahan.
Pada Desember 2012, bukit di dekat Dusun Kopen, retak. Pada 2007 lalu, sempat ada seorang warga tewas tertimbun longsor. Pemkab Wonogiri pernah menyatakan bahwa lokasi tersebut tidak cocok untuk permukiman karena kemiringannya mencapai 60 derajat. (darno)
Ingin Dialiri Listrik, 27 Tahun Warga Bangun Jalan
WONOGIRI – Semangat warga Dusun Gunung Wangunan, Desa Gedongrejo, Kecamatan Giriwoyo, patut diteladani. Tanpa kenal lelah, penduduk membangun jalan menuju permukiman mereka yang berada di atas bukit. Yang lebih membuat siapa saja terhenyak, proses pembangunan jalan itu sudah dilakukan selama 27 tahun. Upaya ini dilakukan demi keinginan mendapatkan pasokan listrik. Sebab, hingga sekarang, 44 kepala keluarga di dusun tersebut belum pernah menikmati penerangan dari PLN secara langsung.
“Kami masih kerja bakti. Warga bergiliran setiap selesai masa tanam. Kami gentian setiap pekan. Niatnya agar PLN segera bisa masuk dan kami segera menikmati listrik,” kata Widodo, Sekdes Gedongrejo, Senin (20/5).
Menurut dia, PLN enggan memasang listrik karena sulitnya akses jalan. Setelah gunung berhasil dibuka pada 2011, jalan secara bertahap dibeton. Dananya merupakan bantuan dari PNPM dan APBD Pemkab Wonogiri. Saat ini, jalan yang belum diperlebar hanya tinggal 100 meter.
“Yang sudah selesai sekitar 600 meter. Itu jalan dari bukit menuju dusun. Sebelumnya hanya jalan setapak yang bisa dilalui sepeda motor. Itupun baru beberapa tahun ini ,” lanjutnya.
Kepala Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral Arso Utoro mengatakan, APBD baru bisa menyediakan anggaran untuk pemasangan jaringan listrik tahun ini. Alokasinya untuk dua lokasi. Yakni di Gunung Wangunan dan SMKN 1 Kelautan Giritontro. “Anggarannya Rp 682 juta dari APBD. Sudah mulai dikerjakan tahun ini,” katanya.
Kendala saat ini, menurut Widodo adalah rusaknya jembatan di Desa Ngancar. Padahal, jembatan tersebut adalah satu-satunya akses ke Gunung Wangunan. Gunung Wangunan adalah satu di antara 140 dusun yang ada di 52 desa yang belum mendapat fasilitas listrik. Nah, APBD Pemkab Wonogiri hanya mampu memperluas dua jaringan listrik setiap tahun. Persoalan ini diperkirakan baru selesai 70 tahun lagi. (darno)
Korban Laka Laut Belum Juga Tiba
WONOGIRI – Hingga Selasa (14/5), jenazah Riki Setia Budi, warga Dusun Tugurejo, Desa Boto, Kecamatan Baturetno, belum juga sampai di tanah kelahirannya. Jasad remaja 16 tahun yang meninggal karena tenggelam di perairan perbatasan Indonesia-Australia tersebut masih dalam perjalanan menuju Pelabuhan Benoa Bali. Cuaca dan gelombang laut yang dikabarkan tidak bersahabat turut menghambat perjalanan kapal yang membawa Riki. Informasinya, kapal hanya bisa berlayar dengan kecepatan maksimal tujuh knot atau setara dengan 1,85 kilometer per jam.
Wakil Kepala Sekolah SMK Kelautan Giritontro Putra Jaya mengatakan, kabar terakhir tersebut didapatnya dari perusahaan dimana Riki mengikuti magang untuk latihan kerja. Riki magang di sebuah kapal penangkap ikan. Kecepatan kapal terbatas dan cuaca di laut sedang tidak bersahabat, mudah berubah,” jelasnya.
Lokasi terceburnya Riki memang sangat jauh dari daratan. Sudah di perbatasan antara laut Indonesia dan Australia.“Proses pemulangan masih sama. Kapal akan bersandar di Benoa, Bali. Baru dari sama menempuh perjalanan darat menuju Wonogiri,” lanjut dia.
Kabid Pendidikan SMK Dinas Pendidikan Pemkab Wonogiri Tunggal Widodo Budi Santosa mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi. Hasilnya, ada beberapa rekomendasi. Salah satunya permintaan agar sekolah selalu berkoordinasi dengan pengelola Pelabuhan Benoa terkait dengan jadwal berlabuhnya kapal. Rekomendasi lain, sekolah diminta menanggung semua biaya sekaligus menjaga sekolah agar kondusif. SMK Kelautan Giritontro juga kami minta memberikan santunan kepada keluarga Riki,” terang dia.
Riki tercebur saat mengikuti pelatihan di atas kapal tempatnya magang. Meski akhirnya bisa dievakuasi, dia ditemukan telah meninggal. (eko)
Sudijono Kunjungi Pasar Wonogiri
WONOGIRI – Pasar Wonogiri Kota, Senin (13/5), mendapat kunjungan Sudijono Sastroadmojo. Selain blusukan ke pasar di pusat kota tersebut, partner Bibit Waluyo di Pilgub Jateng 2013 tersebut juga mendatangi Kelurahan Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Ngadirojo dan terakhir di GOR Wonogiri untuk temu kader.
Sudijono mengatakan, dia mendukung keberadaan pasar tradisional yang kini makin tergeser dengan keberadaan pasar modern. Sudijono didampingi perwakilan dari tiga partai pendukung pasangan Bibit-Sudijono, Golkar, PAN, dan Demokrat.
“Keberadaan pasar tradisional penting untuk dipertahankan karena menjadi roda perekonomian warga. Pemberian izin pembangunan pasar modern perlu dibatasi,” katanya.
Tidak hanya pasar yang dikunjungi Sudijono. Sebelumnya, dia mengaku telah mengunjungi puskesmas hingga bertemu muka dengan para tukang ojek. “Penting untuk tahu apa yang ingin disampaikan masyarakat,” terang dia.
Sementara itu Ketua Panwaslukab Wonogiri, Tulus Premana Edi mengatakan kampanye dengan cara seperti ini lebih baik daripada berkonvoi di jalan raya. “Lebih bagus seperti ini,”katanya. (darno)
Stroke, Sarno Pilih Bunuh Diri
WONOGIRI – Sarno (42), memilih mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menahan stroke yang dideritanya. Warga Dusun Sobo RT 2 RW II, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno ditemukan telah meninggal dunia dengan cara gantung diri di kamarnya, Minggu (12/5) pagi.
Sekretaris Camat Baturetno Joko Purwidyatmo mengatakan sejak menderita sakit stroke beberapa tahun ini, praktis dirinya tidak bisa leluasa menjalani aktivitas sehari-hari.
Sementara itu, Sekretaris Desa Saradan Gina mengatakan, sehari-hari korban tinggal di rumah kakaknya, Tumini. Tumini pula yang tahu kali pertama adiknya telah gantung diri. “Posisinya seperti duduk. Apa yang dipakai gantung diri saya tidak tahu, karena ketika sampai di lokasi, jenazah sudah diturunkan,” ujar dia.(darno)
Jokowi Blusukan ke Wonogiri, Jadi Jurkam Ganjar-Heru
WONOGIRI – Mantan Walikota Solo Joko Widodo, Minggu (12/5) datang ke Lapangan Jetak, Desa Bangsri, Kecamatan Purwantoro. Di kesempatan yang hanya 15 menit itu, Jokowi meminta warga memilih gubernur dengan cerdas. Yakni, pemimpin yang dekat dengan rakyat. Di Bangsri, Jokowi sekaligus membuka jalan santai yang digelar di lokasi tersebut.
Ketua DPC PDIP Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, sebenarnya Jokowi dijadwalkan cukup lama di Wonogiri. Tetapi ada agenda yang berbarengan. Di Temanggung ada pemilukada dan Gubernur DKI tersebut menuju ke sana. “Pak Jokowi berpesan agar masyarakat secara cerdas memilih dan warga diminta untuk menggunakan hak pilih mereka dalam Pilgub 2013 ini,” lanjutnya.
Terpisah, salah satu petinggi DPP PDIP, Mangara M. Siahaan mengatakan meski Jokowi banyak diidolakan masyarakat untuk menjadi capres di Pilpres 2014, dia diminta untuk fokus membangun DKI Jakarta.
“Tetap konsentrasi di hal itu. Kalau hasil survei memang banyak yang ingin agar Jokowi didorong sebagai capres. Masih dibahas. Lagipula masih menunggu pemilu legislatif 2014,” katanya saat hadir dalam sosialisasi empat pilar bangsa dan negara di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Wonogiri. (darno)
Santriwati Mengaku Dipukul, Warga Emosional
WONOGIRI – Ratusan warga mendatangi Ponpes Al Ibanah di Lingkungan Dangkrang RT 1 RW 5, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Purwantoro. Aksi ini dipicu pernyataan Khoirun Nisa , santriwati ponpes kepada warga Kelurahan Tegalharjo dan Desa Bangsri. Remaja 13 tahun itu mengaku dianiaya ustadzahnya. Warga yang marah kemudian mendatangi ponpes.
Camat Purwantoro Khamid Wijaya mengisahkan, selepas magrib, Nisa diketahui menangis di tepi jalanan sekitar Desa Bangsri. Saat ditanya itulah, dia mengaku mendapat perlakukan kasar. “Nisa mengatakan kalau dirinya dianiaya. Alasannya, dia tidak ikut mengaji sehingga dihukum. Padahal, anak ini tengah sakit. Lantas Nisa lari dari pondok. Di pipinya memang ada bekas luka. Begitu juga di tangan kanan dan belakang telinga,” ujar Khamid kepada wartawan Minggu (12/5), mengutip keterangan Nisa.
Warga kemudian datang ke ponpes. Sempat ada aksi yang merusakkan rumah mertua pengasuh ponpes. Kapolsek Purwantoro, AKP Made Ngurah Mastika mengatakan ada sekitar 300 warga yang datang. Adanya bekas memar dan luka gores di tubuh Nisa diakui oleh kapolsek. “Keluarga atau Nisa belum lapor ke polisi. Kami belum bisa menangani peristiwa ini karena belum bisa meminta keterangan dari yang bersangkutan,” kata kapolsek.
Pengasuh Ponpes Al Ibanah Muhidin mengaku belum tahu persis peristiwa di ponpesnya. Hanya saja, dia menyatakan bahwa kondisi Nisa cukup labil. Bahkan, Muhidin menegaskan, Nisa seharusnya sudah dikeluarkan jika aturan ponpes ditegakkan. Menurutnya, sejumlah kenakalan telah dilakukan Nisa. Mulai dari
mencuri barang milik rekan sesama santri, sering keluar pondok tanpa pamit, bahkan pernah mengadu domba antara pihak pondok dengan ibunya. (darno)
750 Pelari Ikuti Wonogiri 10-K
WONOGIRI – Kejurnas Lari 10 kilometer yang dikemas dalam Wonogiri 10-K diikuti 750 pelari. Peserta lebih banyak dari tahun lalu karena ditambah 200 pelari dari Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan. Di kategori nasional, Agustinus Bennu dari Yonif 521 Brawijaya Kediri keluar sebagai juara pertama.
Ketua Panitia Kejurnas Sarko mengatakan, dari 750 pelari itu sebanyak 254 masuk kategori nasional. Selain itu digelar pula jalan santai dengan jumlah peserta sekitar 4.500 orang. Seperti biasa, garis start dimulai dari alun-alun kabupaten.
“Juara nasional tahun lalu tidak ikut karena tengah persiapan untuk lomba serupa di Bukit Tinggi. Piala Menpora tahun ini diraih Agustinus Bennu, “ katanya.
Bennu, tahun lalu juga menjuarai lomba serupa di Malang. Sedangkan di posisi kedua diraih oleh Oktavianus dari Yonif 411 Salatiga. Sedangkan posisi ketiga Nurmodiq atlet dari PASI Daerah Istimewa Jogjakarta.
Dia menyatakan, medan di Wonogiri cukup berat karena penuh turunan dan tanjakan serta jalan menikung. Bennu baru kali ini ikut Lari 10 K di Wonogiri. “Baru kali ini dan jadi juara pertama,” kata dia.
Sementara itu di kategori lokal posisi pertama di raih Wawan Ardyansah dari klub atletik Gunung Seribu Wonogiri. Di posisi kedua ada Arif Mulya Utama dari SMA 1 Slogohimo. Di kategori PAMI (Persatuan Atlet Master Indonesia) keluar sebagai juara Wiwek Mulyadi dari PAMI
Pandanarang, Semarang. Lalu di kategori TNI/Polri/Satpol PP/PNS lokal Wonogiri diraih Ochsan J. Parasu dari Kodim 0728 Wonogiri. (darno)
Truk Masuk Jurang, Semua Kru Selamat
WONOGIRI – Sebuah truk tak bermuatan tercebur ke jurang di Lingkungan Pencil, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Jumat (10/5). Nardi (40), warga Pracimantoro, selamat dalam kejadian itu karena kendaraan yang dikemudikannya tersangkut di pohon dan tidak terjun hingga kedalaman 20 meter. Kecelakaan tunggal ini terjadi diduga lantara tie road truk tersebut patah.
Truk AD 1339 MG itu tengah menuju Pracimantoro, usai menurunkan material kayu. Ketika melaju dari barat dengan jurang di sisi kiri, tiba-tiba tie road-nya patah. “Tadi sekitar pukul 02.00. Tie road patah dan tiba-tiba berbelok ke kiri masuk ke jurang. Untung ada pohon, jadi truk tidak sampai turun ke dasar jurang,” jelas Nardi.
Selain dirinya, ungkap Nardi, ada kernet dan satu kru lagi. Evakuasi truk masih menunggu Derek dari Solo. Mengantisipasi truk jatuh ke dasar jurang, truk diikat dengan tali dan dikaitkan pada sejumlah pohon yang berada di tepi jalan. (darno)