Category: Solo

Anggaran Pemilu : Surat Suara Habiskan Rp 914 Miliar

JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengalokasikan anggaran Rp 914 miliar untuk pengadaan surat suara pemilu 2014. Perusahaan yang memenangkan tender wajib menangani produksi dan distribusi hingga KPU kabupaten dan kota.
“Anggaran dialokasikan untuk pengadaan surat suara pemilihan anggota legislatif dan presiden dua putaran,” kata Sekretaris Jenderal KPU Arif Rahman Hakim dilansir Tempo, Kamis (18/7).
Sekretariat menargetkan proses lelang tender surat suaa bisa dimulai Agustus mendatang. “Targetnya Agustus sudah pengumuman kemudian prakualifikasi,” kata Arif.
KPU pusat akan menangani pengadaan surat suara seluruh pemilih legislatif, mulai tingkat pusat hingga kabupaten atau kota. Rencananya, seluruh surat suara pemilihan legislatif mulai dicetak pada pada Januari mendatang. Sehingga jauh sebelum pencoblosan, surat suara sudah berada di KPU kabupaten atau kota.
Surat suara termasuk materi logistik yang menggunakan anggaran tahun 2014. Selain surat suara, KPU pusat akan menangani pengadaan kebutuhan lain, seperti tinta jari dan segel. Untuk tinta jari, Komisi mengalokasikan anggaran Rp 27 miliar dan segel Rp 9,7 miliar. Total anggaran logistik Pemilu 2014 mencapai Rp 1,2 triliun.(ahmad)

Hiburan Malam: Satpol PP Fokus Awasi Jam Buka

Sutarjo Kepala Satpol PP Solo

SOLO – Jam buka dan tutup tempat hiburan malam di Solo menjadi fokus pengawasan Satpol PP pemkot setempat. Kepala Satpol PP Sutarjo mengatakan, selama sepekan Ramadan, Perda Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum (URHU) masih berjalan lancar. Hampir tidak ditemukan pelanggaran.
“Lokasi hiburan yang menjual minuman beralkohol di hari biasa, sejauh ini tidak lagi menjual. Itu dari hasil pantauan kami,” ujar Sutarjo, Kamis (18/7). Meski sudah tidak mendapati tempat hiburan menjual minuman beralkohol, Sutarjo mengaku tetap melakukan antisipasi dan kewaspadaan intensif.
Sutarjo mengakui, sampai saat ini masih terus melakukan kordinasi dengan penegak hukum yang masih gencar melakukan razia minuman beralkohol di sejumlah tempat hiburan.
Tempat hiburan yang diperbolehkan menjual minuman keras (miras) hanya pada bar, pub dan sekelasnya. Sementara, di tempat karaoke keluarga tidak diperkenankan menjual minuman tersebut. “Karaoke hanya boleh menjual minuman ringan.
“Sayangnya, belum ada payung hukum untuk memberikan sanksi kepada pengelola tempat hiburan malam yang melanggar. Ini kendala bagi kami,” jelasnya. (ahmad)

Arus Mudik Lebaran: Dinas Pengelolaan Pasar Pantau 17 Pasar Tumpah

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Solo Subagiyo

SOLO – Lebaran masih tiga pekan lagi. Tetapi, persiapan sudah mulai dilakukan. Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Solo memantau 17 pasar tumpah yang selama ini diyakini menjadi salah satu penyebab kemacetan saat jalanan dipenuhi para pemudik.
Kepala DPP Subagiyo mengatakan, pasar tumpah ini muncul dari pedagang dadakan. “Pasar tumpah muncul memanfaatkan momen lebaran,” ujar Subagiyo, Kamis (18/7).
Antisipasi pengamanan pasar tumpah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo), Satpol PP dan kepolisian. Fokus pantauan lebih pada pengamanan arus lalu lintas dan ketertiban pasar.
Pasar tumpah tersebut diprediksi berlokasi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Melubernya pedagang juga dipicu membeludaknya parker. Ini terjadi di Pasar Klewer, Singosaren, Kadipolo, Nusukan, Harjo Daksino dan Pasar Legi.
Kemudian, pasar tumpah yang murni disebabkan karena banyaknya pedagang dadakan terkonsentrasi di beberapa tempat. Misalnya Pasar Legi, Pasar Gede, Kadipolo, Jongke, Rejosari, Jebres dan Nusukan.
“Pasar Kliwon sebenarnya bukan masuk kategori pasar tumpah. Tetapi hanya terjadi penambahan jumlah stok barang akibat peningkatan permintaan barang. Masalahnya, barang dibongkar muat di dekat pasar. Sehingga menyebabkan jalan macet,” katanya.
Menurut Subagiyo, DPP akan mengarahkan pedagang untuk berjualan di trotoar atau jalur lambat. Pasar tumpah ini mulai terlihat H-7 sampai H+3 lebaran. (ahmad)

Dinkes Temukan Rhodamin B : Terungkap Saat Inspeksi di Nusukan, Banjarsari

Rhodhamine 7

SOLO – Dinas Kesehatan Pemkot Solo menemukan bahan makanan yang mengandung rhodamin B. Kandungan zat pewarna non makanan tersebut diungkap dinkes dari sejumlah toko yang ada di Kota Bengawan.
Kepala Bidang Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan Setyawati mengatakan, pihaknya menemukan dua sampel makanan ringan mengandung rhodamin B. Lokasinya di sebuah grosir makanan di kawasan Nusukan, Banjarsari.
“Kami mengambil sampel makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya tersebut. Selanjutnya, sampel ini akan diuji klinis,” ujar Setyawati, Rabu (17/7).
Jika dipastikan mengandung zat berbahaya, makanan tersebut langsung dimusnahkan. Secara spesifik, Setyawati mengungkapkan bahwa rhodamin B ditemukan dalam makanan jenis gipang dan makanan kecil buatan Jawa Barat. Dia menambahkan, inspeksi yang dilakukan dinas kesehatan sekaligus merupakan bahan edukasi. Pasalnya, banyak pengusaha yang belum memahami ciri makanan mengandung bahan berbahaya. (ahmad)

Kalender Even Budaya : Pemkot Solo Akui Perlu Dievaluasi

SOLO – Pemkot Solo memberikan perhatian khusus terhadap kalender even yang batal terlaksana. Agenda yang tak jadi dilaksanakan tersebut dikhawatirkan memengaruhi citra Kota Bengawan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Solo Budi Suharto mengatakan, perlu evaluasi secara menyeluruh terhadap kalender tersebut. Khususnya agenda yang dilaksanakan di bulan Ramadan.

“Beberapa agenda terbukti lepas dari penjadwalan awal. Bahkan kualitas kegiatan relatif terjadi penurunan animo pengunjung,” ujar Budi, Selasa (16/7).

Budi mengatakan, ada indikasi melesetnya even dari jadwal dipicu pengelolaan yang tidak maksimal. Selain terlalu padat, jarak antar acara terlalu pendek. Sekda mengungkapkan, kalender even di Solo akan dibuat lebih selektif. Lebih baik hanya menggelar dua sampai empat acara per tahun, tetapi berkualitas.

“Solo Batik Carnival (SBC) VI pelaksanaannya kurang maksimal. Jadi perlu ada klasifikasi even berskala internasional maupun nasional. Sehingga, persiapan lebih matang,” ujar Budi. (ahmad)

Status RSUD Berubah: Menjadi BLUD

SOLO – Pemkot Solo bakal secepatnya menyiapkan nama bagi RSUD (rumah sakit umum daerah). Ini terkait dengan perubahan status RSUD menjadi BLUD (badan layanan umum daerah). Meski belum resmi punya nama, Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo berpendapat bahwa nama RSUD baru tersebut akan mengambil nama tokoh nasional pejuang.

“SK (surat keputusan) perubahan status RSUD menjadi BLUD sudah saya tandatangani. Sekarang pemkot tinggal menunggu peresmian menjadi RS rujukan oleh pemerintah pusat. Perubahan status ini instruksi Menteri Kesehatan yang diberlakukan seluruh daerah agar rumah sakit daerah berubah status menjadi BLUD RSUD,” ujar Rudy, Selasa (16/7).
Setelah berubah status tersebut, RSUD dikelola secara mandiri. Terutama dalam hal pengadaan obat, tanpa harus menunggu APBD disahkan DPRD. Secara teknis perubahan status tidak memengaruhi hal mendasar. Yang berbeda hanya soal manajemen keuangan yang dikelola secara mandiri.

“Dalam penanganan pasien, RSUD tetap akan memprioritaskan pasien pemegang kartu Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) baik silver atau gold,” katanya.

Kalender Even Budaya : Pemkot Solo Akui Perlu Dievaluasi

PERLU BANTUAN : Rumah yang ditempati seorang wanita lansia ini tak layak huni.

SOLO – Pemkot Solo memberikan perhatian khusus terhadap kalender even yang batal terlaksana. Agenda yang tak jadi dilaksanakan tersebut dikhawatirkan memengaruhi citra Kota Bengawan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Solo Budi Suharto mengatakan, perlu evaluasi secara menyeluruh terhadap kalender tersebut. Khususnya agenda yang dilaksanakan di bulan Ramadan.

“Beberapa agenda terbukti lepas dari penjadwalan awal. Bahkan kualitas kegiatan relatif terjadi penurunan animo pengunjung,” ujar Budi, Selasa (16/7).

Budi mengatakan, ada indikasi melesetnya even dari jadwal dipicu pengelolaan yang tidak maksimal. Selain terlalu padat, jarak antar acara terlalu pendek. Sekda mengungkapkan, kalender even di Solo akan dibuat lebih selektif. Lebih baik hanya menggelar dua sampai empat acara per tahun, tetapi berkualitas.

“Solo Batik Carnival (SBC) VI pelaksanaannya kurang maksimal. Jadi perlu ada klasifikasi even berskala internasional maupun nasional. Sehingga, persiapan lebih matang,” ujar Budi. (ahmad)

Penghematan Listrik: Pemkot Solo Berencana Pakai PJU Pintar

SOLO – Pemkot Solo melontarkan wacana penghematan listrik untuk penerangan jalan umum (PJU). Gayung pun bersambut, karena Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral menjadikan Solo sebagai proyek percontohan penggunaan PJU pintar. Rencana tersebut diungkapkan oleh Abdul Rifai, Balitbang Kementerian ESDM.

“Rencananya tengah dimatangkan antara pemkot, PLN Solo dan Kementerian ESDM. Bisa ada penghematan besar, karena daya lampu bisa diturunkan,” ujar Rifai, Senin (15/7).

Menurut dia, ada 17 titik PJU yang daya lampunya diganti lebih rendah. Meski begitu, cahaya yang keluar dari lampu tersebut tidak berkurang. Karena menggunakan teknologi canggih, lampu bisa diredupkan secara otomatis sesuai keinginan. Di Jakarta, dengan penerapan sistem ini, ada penghematan 69 persen.

“Penurunan daya listrik secara otomatis bisa dilakukan dengan telepon. Tetapi, harus ada meterisasi,” imbuh Rifai.

Meterisasi bertujuan untuk mengetahui daya listrik yang digunakan. Sehingga, bisa dihitung anggaran yang dibayarkan pemkot ke PLN. Anggaran pengadaan lampu canggih ini, jelas Rifai, masih dibicarakan dengan direktorat jenderal anggaran di kementerian keuangan. (ahmad)

Pekan Pertama Ramadan: Mukena Mulai Diburu Pembeli

SOLO — Lebaran masih tiga pekan lagi. Tetapi, Pasar Kliwon sudah dikerubuti  pembeli. Mereka mencari pernik dan perlengkapan untuk persiapan hari raya. Perlengkapan tersebut meliputi sajadah, sarung, peci hingga mukena.

Sarjono Hadi, salah seorang pedagang di Pasar Kliwon mengatakan, di kiosnya mukena paling banyak dicari. Permintaannya meningkat mencapai 300 persen. “Produsen pun terus kebut produksi untuk memenuhi tingginya permintaan,” ujar Hadi. Dia mengungkapkan, peningkatan produksi mukena sudah terjadi sejak sebulan sebelum Ramadan. Sampai saat ini permintaan masih sangat tinggi.   “Kalau hari biasa, sepekan rata-rata hanya 30 pieces saja. Sekarang bisa sapai 150-200 per pieces,” katanya.
Tingginya order mukena itu akan terus berlangsung paling tidak hingga H-3 lebaran. Paling laris saat ini, untuk mukena dewasa adalah mukena bahan santung model ruffle batik. Kalau untuk anak-anak, banyak dipilih motif yang lucu dengan bahan katun
Harga yang ditawarkan juga sangat  terjangkau. Mukena anak-anak berkisar Rp 70 ribu- Rp 75 ribu per pieces.  Sedangkan mukena dewasa Rp 100 ribu- Rp 125 ribu per pieces. (ahmad).

Solo Car Free Day: Pekan Pertama Ramadan, Pengunjung-Pedagang Menyusut

CFD SEPI: Pekan Pertama Ramadan, CFD sepi

SOLO – Car free day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, tak seramai biasanya selama pekan pertama ramadan. Pemandangan yang beda jelas, tampak dari sepinya pedagang kaki lima (PKL) kuliner. Pedagang yang ada didominasi PKL dengan produk selain makanan. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Solo memperkirakan, penurunan pengunjung dan pedagang CFD mencapai 60 persen.
Selain sepinya PKL kuliner, beberapa PKL yang biasanya berjualan makanan beralih ke dagangan lain. Misalnya buku dan peralatan tulis lainnya. Ada pula yang memilih menjual jilbab, memanfaatkan momentum ramadan. “Kalau libur total, nggak dapat uang. Lebih baik berjualan jilbab,” ujar Ranika, PKL di CFD Slamet Riyadi yang biasanya berjualan soto.
Sepinya PKL ini, sebenarnya terkesan positif. Sebab, para pengunjung CFD justru bisa memanfaatkan pedestrian yang ada di city walk untuk berjalan. Memang, sama seperti pedagang, pengunjung CFD yang biasanya membeludak, pada Minggu (14/7) terlihat sepi.
Kepala Dishubkominfo Pemkot Solo Yosca Herman Soedrajad tak menampik jika pengunjung maupun PKL di CFD menurun. Dari pantauannya stafnya di sepanjang Gladak hingga Purwosari, Yosca memperkirakan ada penurunan mencapai 60 persen. “Usai sahur, masyarakat memilih istirahat di rumah ketimbang harus ke CFD,” katanya.  (ahmad).