Category: Karanganyar

Jalan Rusak: Rusak Dan Berdebu Warga Ancam Portal Jalan

KARANGANYAR - Warga Desa Klodran dan sekitarnya mengancam akan memortal jalan di Tugu Bata, sejak dari Pertigaan Jalan Adi Soemarmo.Kejengkelan warga timbul menyusul jalan arah bandara yang dalam kondisi rusak serta belum ada tanda-tanda adanya perbaikan dari intansi terkait.

Kepala Desa Klodran, Warsito menjelaskan, memang banyak warga yang mengeluhkan jalan di Tugu Bata yang sudah lama rusak. “Mereka bahkan mengancam akan memortal jalan apabila
pemerintah tidak segera memperbaikinya. Apalagi kondisinya sekarang batu uruk yang telah di-drop di lubang-lubang jalan berserakan karena tidak segera ditimpa aspal. Akibatnya ya debu di sepanjang jalan itu beterbangan ke berbagai tempat sehingga mengganggu pernafasan,” ujar Warsito, Sabtu (20/7).

Menurut Warsito, terkatung-katungnya perbaikan jalan di Tugu Bata akibat miskomunikasi antara DPU Karanganyar dengan kontraktor jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang dinilai sanggup membantu perbaikan. DPU menilai truk-truk pengangkut material untuk membangun tol yang kerap kali melalui jalan menjadi penyebab terjadinya kerusakan.

Warsito menjelaskan, kontraktor menyanggupi bantuan memasok material, tenaga dan uang sebesar Rp5 juta. Namun DPU Karanganyar meminta agar kontraktor tol mememperbaiki kerusakan jalan tersebut. Perbedaan pendapat antara kontraktor dengan DPU inilah yang kemudian mengakibatkan perbaikan jalan terbengkalai. (Ara)

Warga Malanggaten Serbu Pasar Murah

Warga Serbu Pasar Murah

KARANGANYAR – Pasar murah yang digelar Pemkab Karanganyar di Balai Desa Malanggaten, Kecamatan Kebakkramat diserbu warga, Sabtu (20/7).

Hanya dalam waktu dua jam, barang jualan berupa sembilan bahan pokok (sembako) ludes terjual. Bahkan stok barang tak mampu memenuhi kebutuhan warga.

Seperti yang dialami Marsi (42), yang sengaja bertandang ke Balai Desa untuk berburu sembako berharga miring. Sedianya, dia ingin membeli juga telur ayam, minyak goreng, serta teh. Nyatanya, warga Malanggaten itu hanya kebagian satu paket gula pasir lantaran terlambat datang lokasi.

“Saya baru saja tahu, langsung ke sini eh ternyata sudah ludes, tinggal gula sama beras,” ujar dia. Kekecewaan serupa juga dialami warga Malanggaten lainnya, Suparni (49), yang hanya kebagian satu paket gula pasir dan beras. “Sebenarnya juga pengin beli telur dan minyak, tapi sudah habis,” ucap Suparni.

Kendati tak dapat membawa pulang seluruh jenis sembako, Suparni mengaku bersyukur dapat berbelanja kebutuhan pokok rumah tangga dengan harga murah. Beras yang biasa dijual di pasar seharga Rp8.000 dapat dia peroleh dengan harga Rp32.000 untuk lima Kg atau sekitar Rp6.400 per Kg.

Sementara, dua Kg gula pasir hanya dibanderol dengan harga Rp17.000. “Di pasar gula pasir sekitar Rp10.000 per Kg hingga Rp11.000 per Kg. Tentu kami sangat senang ada pasar murah seperti ini. Jadi kalau diadakan lagi bolehlah,” Suparni.

Camat Kebakkramat, Sri Suboko, menjelaskan pasar murah sengaja digelar di Desa Malanggaten karena lokasinya yang berada di tengah kecamatan. Selain itu, warga desa Malanggaten dinilai juga lebih membutuhkan pasar murah dibandingkan warga desa lain.

“Penerima raskin terbanyak ada di sini (Malanggaten). Lagipula warga desa lain kan juga bisa berbelanja ke sini kalau butuh sembako,” terang dia. (Ara)

Waspadai Cacing Hati Daging Sapi

Cek daging sapi

KARANGANYAR – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar melakukan inspeksi mendadak di Pasar Karangpandan, Karanganyar. Dalam sidak tersebut, petugas Disnakkan Karanganyar  menemukkan pedagang yang menjual hati sapi yang mengandung cacing.
Petugas Disnakkan Karanganyar, Fatkhur Rakhman, menjelaskan temuan hati sapi bercacing muncul saat pihaknya menggelar sidak di los daging Pasar Karangpandan, Sabtu (20/7) pagi. Hal tersebut diketahui saat petugas memeriksa hati sapi yang dijual salah seorang pedagang dengan cara menyayat hatinya.

 “Jadi saat kami potong hati sapi tersebut, ditemukan ada sedikit cacing yang berada di dalamnya,” ungkap Fatkhur. Dengan adanya temuan tersebut, petugas pun langsung memisahkan dengan daging lainnya. Selanjutnya hati sapi yang tidak layak konsumsi akan dimusnahkan oleh petugas Disnakkan.

“Hati sapi yang kita temukan bercacing langsung kami singkirkan dan akan langsung dimusnahkan,” terangnya. Selain itu, petugas Disnakkan Karanganyar juga melakukan tes kadar air pada sejumlah daging yang dijual oleh pedagang dengan menggunakan pH meter. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa daging yang dijual di pasaran bukanlah daging gelonggongan.

“Dari tes kadar air, semua daging yang dijual aman untuk dikonsumsi masyarakat,” ujar Fatkhur.
Fathkhur menegaskan pihaknya akan memberikan sejumlah sanksi kepada para pedagang daging yang nakal. Saat ini pihaknya masih akan melakukan pembinaan terhadap pedagang yang ketahuan menjual daging tak layak konsumsi.

“Kami akan lakukan pembinaan terlebih dahulu. Jika tak bisa dibina, maka kami akan laporkan kepada aparat berwajib,” tegasnya.
Berdasar pantauan, selain daging sapi, petugas juga melakukan pengecekan terhadap daging ayam yang dijual di pasar. Seluruh daging ayam yang diperiksa dinyatakan masih layak konsumsi oleh Disnakkan Karanganyar.

“Kami harap masyarakat juga berhati-hati dalam membeli daging sapi dan ayam. Lebih cermat juga,” tambahnya.

Sementara itu pedagang yang menjual hati bercacing Wilarso, menjelaskan hati yang dijualnya tersebut merupakan hati yang sudah disimpan sejak dua hari lalu. Hati itu disimpan di dalam kulkas lantaran belum laku. Wilarso pun mengaku akan mengikuti arahan dari petugas Disnakkan terkait kualitas daging dan hati yang dijual. (Ara)

Rebutan Makam : Dua Kelompok Warga Nyaris Bentrok

KARANGANYAR – Warga kampung Sawahan, Desa Jaten, Kecamatan Jaten, nyaris bentrok dengan penduduk Perumahan Jaten Permai Indah (JPI), Kamis pagi (18/7). Aksi itu ditengarai perebutan tanah pemakaman. Akibatnya, proses pemakaman salah seorang warga Perumahan JPI hampir saja tertunda.
Sebelum terjadi bentrokan, anggota Polres Karanganyar bersama Satpol PP Pemkab Karanganyar langsung terjun ke lokasi kejadian untuk mencegah bentrok. Upaya perdamaian dilakukan langsung kapolres, Kasatpol PP Mei Subroto, Kepala DPU Priharyanto , Camat Jaten Titik Umarni dan Kades Jaten Jangkung Marjiyo.
Kapolres meminta kepada seluruh pihak untuk menyelesaikan masalah secara baik. Kapolres menegaskan agar proses pemakaman dilanjutkan terlebih dahulu. “Yang utama dimakamkan dahulu. Yang meninggal sudah waktunya diistirahatkan. Masalah lainnya dapat dibahas bersama. Tak ada manfaat jika bentrok,” jelas kapolres dalam kesempatan tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun kejadian berawal saat salah seorang warga Perumahan JPI Bonaventura Joko Ismono meninggal dunia  pada Rabu sore (17/7). Keluarga dan warga Perumahan JPI pun menemui Bayan setempat,  Suyanto di Sawahan yang memiliki tanah makam, untuk meminta izin memakamkan jenazah di tempat tersebut.
“Pak Bayan mengizinkan, Kamis pagi kami melakukan penggalian pemakaman. Namun pas waktu pemakaman, warga Sawahan memblokir pemakaman, mereka menolak,” ungkap Kliwon, salah seorang warga setempat.
Penolakan yang dilakukan warga Sawahan tersebut lantaran sebelumnya telah ada pertemuan warga Sawahan dan Perumahan JPI yang dihadiri Ketua DPRD Sumanto, Sekretaris DPU Edy Sriyatno, dan Kades  Jaten Jangkung Marjiyo.
Dimana dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa warga perumahan  JPI tidak boleh dimakamkan di pemakaman Sawahan sebelum diberikan kompensasi perluasan tanah makam.(ara)

Daging Sapi: Harganya Makin Tak Terkendali

MEMICU HARGA NAIK : Aksi borong sapi, diduga penyebab daging harganya tak terkendali.

KARANGANYAR – Daging sapi makin mahal saja belakangan ini. Harganya tembus Rp 95 ribu per kilogram, sejak Kamis (18/7). Prediksinya, harga akan menembus lebih dari Rp 100 ribu menjelang lebaran. Ini ditengarai dari adanya aksi borong sapi yang dilakukan sejumlah pedagang dari luar daerah.
Warti, warga Karanganyar yang berjualan daging sapi di Pasar Karangpandan mengatakan, harga daging sapi akan terus mengalami kenaikan bila impor daging sapi benar-benar dihentikan. Pasalnya, sejumlah pedagang besar dari Ampel, Boyolali dan Bandung, Jawa Barat banyak turun ke daerah untuk memborong sapi.
Praktis,aksi borong pedagang besar tersebut berpengaruh terhadap ketersediaan sapi di daerah. Sehingga sapi yang ada di daerah mengalami kekosongan dan otomatis berdampak terhadap harga daging.
“Satu-satunya jalan tetap harus ada sapi impor. Soalnya kalau ada sapi impor, pedagang besar tidak mungkin turun kedaerah. Pedagang besar sudah pasti akan membeli sapi impor yang harganya murah. Jadinya sapi di daerah tidak berkurang,”papar Warti.
Hal senada juga diutarakan Suyono pedagang daging sapi lainnya. Imbas terus naiknya harga daging sapi berpengaruh terhadap dagangan miliknya. Saat ini, konsumen cenderung membeli balungan yang harganya jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi. Yakni mencapai Rp 67 ribu per kilogram.
Meski harga jual daging sapi terus mengalami kenaikan, Warti maupun Suyono menolak menjual daging sapi glonggongan. Sebaliknya, para pedagang ini memberikan cara untuk mengetahui daging sapi tersebut murni atau sudah glonggongan. (ara)

Revitalisasi Pasar Jungke : Usai Lebaran, Proyek Bakal Dimulai

BAKAL DIREVITALISASI : Kondisi Pasar Jungke, Karanganyar, saat ini.

KARANGANYAR – Revitalisasi Pasar Jungke, Karanganyar, akan dilaksanakan usai lebaran. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi  Disperindagkop) Pemkab Karanganyar Utomo Sidi menjelaskan, 66 kios yang berada di depan Pasar Jungke akan disulap menjadi lebih baik. Lokasi pedagang berjualan tersebut akan dipasang keramik serta atapnya diperbaiki.
“Hanya kios di bagian depan pasar yang akan direvitalisasi. Sedangkan yang di dalam belum akan dibangun,” ujar Utomo saat ditemui di Sekretaris Daerah (Setda) Pemkab Karanganyar.
Dia menegaskan pasar tradisonal yang berada di sisi utara Terminal Jungke itu tak akan dibangun dua lantai. Disperindagkop hanya berencana memoles kondisi pasar supaya lebih nyaman bagi pedagang maupun pembeli. “Tidak perlu dua lantai, nanti malah kasihan pembeli dan pedagang harus naik turun. Bisa-bisa pasar malah tambah sepi. Yang sudah-sudah kan juga begitu,” terang dia.
Revitalisasi pasar diperkirakan menelan dana APBD hampir Rp 1 miliar. Saat ini, tahapannya masih berada dalam proses lelang proyek. Disperindagkop menargetkan lelang proyek dapat selesai dalam pekan ini. (ara)

Wisata Tahura : Niatnya Melestarikan Tanaman Langka

GARAPAN KEHUTANAN : Inilah kawasan wisata tanaman langka taman hutan raya di Ngargoyoso.

KARANGANYAR – Pelestarian tanaman langka digalakkan Dinas Kehutanan Jawa Tengah di Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunagoro di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Koleksi tanaman di tempat ini dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan yang menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Kehutanan Jateng Bowo Suryoko, saat mengunjungi Tahura KGPAA Mangkunagoro I, Selasa (16/7). “Kami ingin Tahura di Ngargoyoso ini bisa seperti Tahura Juanda di Jawa Barat dan Tahura Suryo di Jawa Timur,” jelas Bowo. Saat berkunjung dia didampingi Kepala Balai Penelitian dan Pengelolaan (BPTP) Tahura Slamet Rohadi.
Tahura Ngargoyoso tersebut luasnya 231,3 hektare. Karena terbilang kecil, Tahura Ngargoyoso menjadi tempat koleksi tumbuhan dan satwa langka yang khas. “Fungsi utama Tahura Ngargoyoso dan Kebun Raya Baturraden adalah tempat untuk penelitian dan pembelajaran, meski juga dipergunakan sebagai hutan konservasi dan tempat pariwisata alam,” tandas Bowo.
Saat ini Tahura Ngargoyoso memiliki sedikitnya 61 koleksi tumbuhan langka. Yakni 22 jenis tumbuhan asli Gunung Lawu seperti, manisrejo, kebak, liwung, edelweis dan lain-lain. Serta 39 jenis tumbuhan langka, seperti cendana, ebony, eukaliptus, bisbul, gaharu, telasih dan lainnya.
Dari segi pariwisata, Tahura KGPAA Mangkunagoro I banyak dikelilingi obyek wisata yang sangat potensial di Karanganyar. Yakni berada di wilayah Desa Wisata Berjo dan hanya berjarak 800 meter dari Candi Sukuh. Juga dekat dengan air terjun Parangijo, air terjun Jumog, Candi Cetho dan kebun teh Kemuning. Tahura Ngargoyoso ini juga dilengkapi dengan fasilitas guest house yang bisa disewa oleh pengunjung yang ingin bermalam. (ara)

Kalender Even Budaya : Pemkot Solo Akui Perlu Dievaluasi

SOLO – Pemkot Solo memberikan perhatian khusus terhadap kalender even yang batal terlaksana. Agenda yang tak jadi dilaksanakan tersebut dikhawatirkan memengaruhi citra Kota Bengawan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Solo Budi Suharto mengatakan, perlu evaluasi secara menyeluruh terhadap kalender tersebut. Khususnya agenda yang dilaksanakan di bulan Ramadan.

“Beberapa agenda terbukti lepas dari penjadwalan awal. Bahkan kualitas kegiatan relatif terjadi penurunan animo pengunjung,” ujar Budi, Selasa (16/7).

Budi mengatakan, ada indikasi melesetnya even dari jadwal dipicu pengelolaan yang tidak maksimal. Selain terlalu padat, jarak antar acara terlalu pendek. Sekda mengungkapkan, kalender even di Solo akan dibuat lebih selektif. Lebih baik hanya menggelar dua sampai empat acara per tahun, tetapi berkualitas.

“Solo Batik Carnival (SBC) VI pelaksanaannya kurang maksimal. Jadi perlu ada klasifikasi even berskala internasional maupun nasional. Sehingga, persiapan lebih matang,” ujar Budi. (ahmad)

Diserang Babi Hutan : Seorang Petani Bawang Tawangmangu Meninggal

KARANGANYAR – Ginem tak bisa lagi menikmati hasil bawang putih yang ditanamnya . Petani 70 tahun itu meninggal setelah diseruduk babi hutan di lahan pertanian miliknya di Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu. Dia mengembuskan napas terakhir setelah dalam perjalanan ke RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Tak pernah ada yang menyangka Ginem menjadi korban babi hutan. Ketika itu, dia bersama Karni, tetangganya dan Iva Anggraeni, seorang wisatawan asal Desa Ngringo, Jaten, tengah menanam bawang di lahan.

Tanpa diduga, seekor babi hutan besar menyerang ketiganya. Ginem tak dapat berlari kencang dan langsung diseruduk dari belakang. Dia luka robek di sekujur tubuhnya. Sementara dua orang lainnya hanya menderita luka ringan.
Kapolsek Tawangmangu AKP Riyanto mengatakan, lokasi kejadian berbatasan langsung dengan hutan lindung Dlingo yang menjadi habitat babi hutan. Saat kejadian, hanya para korban yang berada di ladang sayuran.
“Ukuran babi hutan yang menyerang warga cukup besar. Kondisi di lokasi kejadian cukup sepi hanya para korban yang berada di ladang,” kata AKP Riyanto.
Babi hutan yang berlari masuk ke dalam hutan setelah menyerang para petani berhasil dilumpuhkan petugas dibantu warga setempat dengan menembak di beberapa bagian tubuhnya. (ara)

Diserang Babi Hutan : Seorang Petani Bawang Tawangmangu Meninggal

KARANGANYAR – Ginem tak bisa lagi menikmati hasil bawang putih yang ditanamnya . Petani 70 tahun itu meninggal setelah diseruduk babi hutan di lahan pertanian miliknya di Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu. Dia mengembuskan napas terakhir setelah dalam perjalanan ke RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Tak pernah ada yang menyangka Ginem menjadi korban babi hutan. Ketika itu, dia bersama Karni, tetangganya dan Iva Anggraeni, seorang wisatawan asal Desa Ngringo, Jaten, tengah menanam bawang di lahan.

Tanpa diduga, seekor babi hutan besar menyerang ketiganya. Ginem tak dapat berlari kencang dan langsung diseruduk dari belakang. Dia luka robek di sekujur tubuhnya. Sementara dua orang lainnya hanya menderita luka ringan.
Kapolsek Tawangmangu AKP Riyanto mengatakan, lokasi kejadian berbatasan langsung dengan hutan lindung Dlingo yang menjadi habitat babi hutan. Saat kejadian, hanya para korban yang berada di ladang sayuran.
“Ukuran babi hutan yang menyerang warga cukup besar. Kondisi di lokasi kejadian cukup sepi hanya para korban yang berada di ladang,” kata AKP Riyanto.
Babi hutan yang berlari masuk ke dalam hutan setelah menyerang para petani berhasil dilumpuhkan petugas dibantu warga setempat dengan menembak di beberapa bagian tubuhnya. (ara)