You Are Here: Home » Boyolali » Panen, Harga Jagung Malah Anjlok

    Panen, Harga Jagung Malah Anjlok

    BOYOLALI – Petani jagung di Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali harus gigit jari. Pasalnya, harga jual jagung saat ini justru mengalami penurunan alias anjlok. Alhasil, mereka tidak bisa meraup untung banyak.

    Salah seorang petani Desa Repaking, Pujiono, 36 mengatakan, hasil panen jagung saat ini sedang bagus. Ia mengatakan, untuk tegalan dengan ukuran sekitar 3.000 meter persegi atau lebih kecil dapat menghasilkan 5-6 kuintal jagung pipilan siap jual. Di sisi lain, biaya produksi yang harus dikeluarkannya mencapai Rp750.000 dengan rincian, Rp50.000 untuk bibit, pengerjaan senilai Rp500.000, serta pupuk sekitar Rp200.000.

    “Kalau dikurangi dengan biaya produksi, keuntungan yang didapat sekitar 1/3 dari hasil penjualan,” terang Pujiono, Minggu (3/2).

    Ditambahkan Yati, 28, petani lainnya, harga jual jagung pipilan saat musim panen seperti saat ini hanya mencapai Rp3.200 per kilogramnya. Padahal biasanya harga jualnya bisa mencapai Rp 3.300 per kilogram. “Kalau lihat kondisi petani yang mulai panen dan stok yang melimpah, kemungkinan harganya bisa turun lagi,” keluhnya.

    Rata-rata, jagung yang dipanen petani di wilayah ini adalah jenis NK atau P21 dengan masa panen empat bulan. Jagung-jagung tersebut biasa dijual kepada tengkulak yang datang langsung ke rumah petani. Oleh tengkulak, hasil panen biasanya dikirim ke Salatiga atau Semarang. Sebab jika ke Boyolali, jaraknya justru lebih jauh. (lukito)

    Leave a Comment

    © 2013 LumbungDesa.net | Desa Membangun Bangsa

    Anda mungkin juga menyukaiclose