You Are Here: Home » Boyolali » Harga Bawang Naik 100%, Petani Bungah

Harga Bawang Naik 100%, Petani Bungah

BOYOLALI – Para petani bawang merahKibarkan Merah Putih Tanpa Indonesia Raya. Read more … » diDampak Kenaikan Harga BBM, Angka Kemiskinan Dikhawatirkan Naik 10 Persen . Read more … » DesaPemdes Batan Siapkan Program LLP Untuk Petani. Read more … » Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, BoyolaliPemdes Batan Siapkan Program LLP Untuk Petani. Read more … » menyambut gembira panen musim ini. Pasalnya, sejak satu bulan terakhir harga jual bawang di kalangan petani melonjak hingga 100%.

Menurut salah seorang petani, Bambang Widodo, kenaikan harga bawang merah tersebut diperkirakan akibat suplai komoditas serupa dari daerah lain seperti Kabupaten Brebes, mengalami penurunan. “Banyak daerah penghasil bawang merah yang gagal panenGagal Panen, Petani Tak Kuat Bayar PBB. Read more … » pada musim ini. Karena memang cukup sulit menanam bawang merah yang tidak tahan air di musim penghujan. Kalau kelebihan akan mati membusuk,” terang Bambang, Rabu (13/2).

menjadi masalah, imbuh Bambang, meski stok bawang turun namun permintaan terus meningkat akibat banyaknya masyarakat yang menggelar hajatan. Tingginya permintaan dan menipisnya stok berimbas pada kenaikan harga bawang merah di pasaran. Alhasil, kenaikan yang cukup tinggi membuat keuntungan yang diperoleh petani lebih dari biasanya.

“Tentunya kami senang karena perekonomian keluarga bisa turut terangkat,” imbuh Bambang.

Ditambahkan, Riyanto, 35, salah satu petani asal Dukuh Wonosari, Desa Wonodoyo, kenaikan harga
bawang merah akhir-akhir ini memang cukup besar. Biasanya, harga di tingkatan petani yang ada
di lereng Gunung Merapi berkisar antara Rp5.000-Rp6.000 per kilogram. Namun kini harganya melambung hingga Rp12.000 per kilogram.

Ia menuturkan, satu hektare tanaman bawang merah miliknya saat panen dapat menghasilkan tiga ton. Sementara, bibit bawang merah yang dibutuhkan ketika tanam mencapai satu ton. “Jadi hasil panen dua kali lipat dari bibit bawang merah yang ditanam. Untuk keuntungannya ya tinggal dikalikan saja,” kata Riyanto.

Terkait kendala, Riyanto mengatakan selama masa tanam, kendala yang dihadapi adalah serangan hama ulat tanah dan kabut. “Tanaman komoditas ini akan mati jika terkena kabut terus menerus. Karena itu, sebagai antisipasi, petani menyemprotkan obat sejenis lilin secara rutin guna melapisi daun dari kabut,” jelasnya (Lukito)

var m3_u=(location.protocol=='https:'?'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php':'https://lumbungdesa.net/iklan/www/delivery/ajs.php');var m3_r=Math.floor(Math.random()*99999999999);if(!document.MAX_used)document.MAX_used=',';document.write("");/*]]>*/

Tweet
Share
Previous Next

About The Author

Number of Entries : 1911

Leave a Comment

© 2013 Powered By Lumbung Desa

Anda mungkin juga menyukaiclose