JAKARTA — PT Pertamina memperkirakan konsumsi elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram tahun ini bertambah 5 juta ton. Kenaikan tingkat konsumsi elpiji tersebut disebabkan adanya penambahan jumlah penerima paket perdana program konversi minyak tanah ke elpiji di sejumlah provinsi.
Dilansir Kompas.com, Rabu (20/2), Wakil Presiden Elpiji dan Produk Gas PT Pertamina, Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan, data Pertamina mencatat, konsumsi elpiji bersubsidi tahun ini tumbuh dari 3,9 juta ton menjadi 4,4 juta ton. Kenaikan konsumsi itu terjadi karena adanya tambahan daerah di 10 provinsi yang akan dikonversi.
“Dalam APBN 2013, ada tambahan jumlah penerima paket perdana konversi minyak tanah ke elpiji untuk 2,3 juta keluarga,” ujarnya. Paket konversi untuk 10 provinsi tersebut adalah Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur serta Aceh.
“Jadi di masing-masing provinsi itu ada kabupaten yang belum masuk program konversi,” kata dia.
Gigih menjelaskan, dulu elpiji merupakan produk sampingan minyak tanah. Setelah ada program konversi minyak tanah ke elpiji untuk mendukung program energi bersih dan mengurangi konsumsi minyak tanah, konsumsi elpiji saat ini terus meningkat.
Sementara itu, konsumsi elpiji nonsubsidi tahun ini diperkirakan mencapai 1,1 juta ton. Hal ini menandakan adana kenaikan konsumsi elpiji nonsubsidi sekitar 200.000 ton dibandingkan dengan realisasi konsumsi elpiji nonsubsidi tahun lalu yang mencapai sekitar 900.000 ton. (Ahmad)